Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pelajaran Bahasa Indonesia: Menulis Teks Laporan Percobaan (2)

Diperbarui: 22 Juli 2022   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PikiranRakyat.com

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pelajaran Bahasa Indonesia: Menulis Teks Laporan Percobaan (2) makin seru.

Mata anak-anak antusias dengan senyum simetris di bibir mereka ramah menyapa. Tentu membuat guru juga ikut tersenyum dan bahagia.

Usai apel pagi baik guru maupun siswa masuk ke kelas. Mereka sudah duduk manis di bangku masing-masing. Ketua kelas pun berdiri, mengangguk, dan tersenyum lalu bersuara lantang menyiapkan kelas. Istaid. Takzimussalam wa dua.

Lalu mereka merapikan duduk mengucap salam dan berdoa. Dilanjutkan murajaah 1 halaman juz 2 dan senandung Al Quran. Tersenyum. Gurupun mengabsensi siswa ternyata 1 orang tak hadir karena mengikuti lomba adzan ke Islamic Center setempat.

"Oke Ananda sekalian. Kita apersepsi sebentar mengulik kembali peta konsep hidup yang sudah Ananda kirim. Sebelum kita Menulis Teks Laporan Percobaan, tentu Ananda harus paham unsur kebahasaan Teks. Misalnya menulis huruf kapital pada judul, menulis istilah atau kosa kata asing, dan menulis kata berimbuhan di- dan kata depan di." Guru diam sesaat.

"Tapi sebelum kita masuk ke pembahasan kebahasaan terlebih dahulu, kita simak tips berikut dulu agar Ananda memiliki ketertarikan yang sama dengan mata pelajaran kita hari ini dan mata pelajaran lainnya juga. Oke." Guru mengedarkan pandangan sambil tersenyum.

"Ada yang membawa air minum Ananda? Boleh Ibu minta sedikit? Boleh. Alhamdululillah. Perhatikan ini. Ini tutup botol minum kita umpamakan siswa. Tutup botol dalam keadaan zero (nol). Seharusnya Ananda selaku siswa memposisikan diri saat duduk di kelas zero. Zero artinya mengksongkan pikiran. Rendah hati." Guru tersenyum.

"Ini botol berisi air. Kita umpamakan guru. Guru menuangkan air (ilmu) ke dalam pikiran Ananda yang zero tadi. Air masuk perlahan dan lancar. Ilmu tertransfer sempurna." Guru tersenyum lagi.

"Tapi jika Ananda memposisikan diri full teng. Seperti tutup botol detik ini. Diisi ilmu oleh guru maka air meluber keluar. Pikiran penuh tak bisa menelan ilmu. Ini contohnya air meluber keluar karena pikiran dalam keadaan full. Artinya murid sombong dan angkuh." Guru menatap siswa. Tersenyum.

"Faham Ananda?" Tanya guru. Kapan siswa sombong? Ketika di dalam hati mereka ada rasa tak suka kepada gurunya. Huh sok cool, huh membosankan, huh bahasa Indonesia apa itu....... banyak huh lain yang menunjukkan ketaktertarikan mereka kepada sebuah pelajaran." Urai guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline