Ruang publik yang ramah kepada warga pernah mencatat tawuran di kawasan pemukiman itu bukan yang pertama kali sebelum cov-19 menyapa ramah kita Pada 20 Maret 2020 lalu sehingga menyimpan tawuran yang terjadi di kawasan itu.
Ruang publik yang ramah itu berpendapat bahwa pencatat sering terjadinya tawuran antar warga di kawasan karena aku tidak tak diundang publik di kawasan itu membuat warga tidak memiliki aktivitas rama produktif sehingga emosi cepat tersenyum ketika terganggu sedikit apalagi tertatap mata sinis.
Ruang Publik yang ramah Faktor utama terjalinnya interaksi sayang yang dicatat ruang publik tidak ada sehingga orang itu stress karena tertumpuknya si masalah nakal dan aktivitas yang produktif relatif tidak ada selain jalan sempit-sempit yang menyenggol sinis berpoles permukiman padat dan kondisi panas siang tanpa senyum apalagi salam sapa.
Ketika tidak ada aktivitas produktif dengan jalan sempit dan polesan padat pemukiman tanpa ruang publik yang ramah maka warga berpola pikir negatif yang panjang ditambah tekanan perekonomian yang mencekik besar bagai raksasa membuat emosi gampang tersulut api bukan asmara.
Ruang publik yang ramah tapi minim berpendapat bahwa ruang publik yang besar fasilitas publik atau balai warga sudah menjerit minta dibangun dengan fasilitasnya tempat berolahraga pemanggil keringat kalut dan taman perayu senyum simetris yang ramah, dan bangku-bangku sekedar tempat berdiskusi ekonomi mencekik di kawasan yang padat penduduk itu.
Ruang publiknya yang ramah dan besar tak akan senggolan karena satu merebut bola dengan yang memindahkan anak catur yang sudah lama tidut di gudang pemukiman minim fasilitas yang membuat si stress di rumah tak ada kegiatan menjadi bangun karena terganggu pikiran negatif saku sakit tak berduit.
Ruang publik yang ramah telah menasihati sebelum tawuran kembali terjadi di kawasanmu dan akibat tawuran merugikanmu seperti bagian dari KRL yang melintas di kawasanmu rusak karena salaman batu peristiwa tawuran yang terjadi sekitar pukul 16.49 WIB itu yang membuat aktivitas KRL-ku di Stasiunmu tertahan hingga pukul 17.24 WIB dan darah penyesalan tak berguna lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H