Emmeril Khan Mumtadz, anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dilaporkan hilang saat berenang di Sungai Aare, Swiss pada Kamis (26/5). Pada saat tenggelam Eril masih sempat meneriakkan help. Saudara dan teman berusaha membantu.
Konon faktor penyebab Eril tenggelam karena kaki kram mungkin akibat kondisi air yang tidak bersahabat dengan tubuh Eril saat itu. Bisa jadi. Arus memang deras. Atau kaki Eril kram plus tambah arus deras.
Kejadian seperti ini sebetulnya sering terjadi di dalam air. Terutama bagi daerah-daerah pemilik wisata dengan aikon sungai, kolam renang, danau, dan pemandian air panas.
Merujuk kejadian yang menimpa Eril ada beberapa peristiwa yang memakan korban jiwa pemandian tersebut. Karena itu kita harus waspada saat membawa keluarga mandi-mandi. Harus ada pengetahuan dan pendampingan.
Pemandian kolam renang. Meskipun tidak deras dan dalam. Suhu tubuh kita harus sesuai dengan air dalam kolam renang. Dianjurkan kita jangan langsung melompat atau berenang sesampai di kolam renang. Tapi berkenalanlah dulu dengan si air. Misalnya kita basahi jari tangan dahulu. Lalu jari kaki. Kemudian muka dengan mengusap pakai jari tangan. Syaraf-syaraf kita kadang kala belum stabil untuk merespon air. Apalagi dengan kondisi tempat tinggal yang berbeda. Setelah dirasa aman barulah kita masuk ke kolam renang. Dengan cara ini kram atau syaraf kaget bisa diminimalisir.
Mandi di pemandian air panas pun demikian. Kita harus berkenalan pula dengan si air panas. Jari tangan, jari kaki, siku, lutut, dan bahu kita. Semua harus rileks dahulu. Beradaptasi dengan air panas agar syaraf kita merespon positif. Setelah kita merasa siap barulah masuk ke kolam air panas. Tidak dianjurkan langsung nyebur. Tapi perlahan-lahan jongkok sambil memainkan air dengan jari tangan dan membasahi tubuh perlahan-lahan. Jika kondisi tubuh dirasa sudah stabil barulah kita berendam dan berenang.
Pun mandi di air danau. Kita harus waspada. Di sini ada rumput danau. Rumput ini bergerak sesuai irama dan gelombang pergerakan ombak danau. Meski terlihat tenang seperti danau Singkarak di Sumatera Barat tapi di dalamnya ada arus. Ada pergerakan. Rumput danau itu licin tetapi mengikat seperti rambut. Bagi pemula mandi di danau sering jadi korban karena tidak menyadari rumput danau yang bergerak. Lama-lama rumput itu mengikat pergelangan kaki kita dan kita merasakan seolah ada makhluk gaib yang menarik kaki kita dari dasar danau. Padahal, menurut warga setempat yang menarik dan memilin kaki perenang itu adalah si rumput danau. Jika hal ini terjadi pertolongan pertama menurut warga setempat adalah kita harus menarik rambut perenang yang tenggelam. Tidak akan berhasil kita menolong jika tangan atau kaki si korban yang ditarik.
Tapi rambut korban yang ditarik sekuat kita menarik. Logikanya mungkin kepala korban akan terangkat dan bisa bernapas karena area kepala tidak tenggelam lagi. Konon menurut warga setempat danau lagi. Tangan korban dan kaki korban licin saat ditarik. Tapi rambut akan kesat ketika ditarik.
Dalam mandi pun memang ada skilnya. Ada ilmunya. Intinya ketika mandi di arena wisata seperti sungai, danau, kolam renang, kolam air panas, apalagi danau, dan laut harus bergerombol atau rame-rame. Harus ada pendamping. Ketika terjadi sesuatu akan cepat mendapat bantuan. Kita tidak bisa mandi terburu-buru. Kita harus waspada apalagi di lokasi yang bukan tempat tinggal kita. Perubahan suhu tubuh kita dengan air yang bukan di daerah kita tinggal perlu jadi pertimbangan.
Selain itu menurut beberapa sumber, dehidrasi dan kondisi otot yang salah juga dianggap menjadi alasan utama mengapa ketika berenang kita bisa mengalami kram. Dehidrasi ringan maupun berat akibat terlalu lama dalam perjalanan dari lokasi kita tinggal ke likasi pemandian.
Berenang bisa mengalami kram karena kurang minum air putih, sedangkan cairan tubuh terlalu banyak keluar karena berolahraga atau dalam perjalanan jauh. Selain karena dehidrasi, memforsir otot secara terus menerus seperti kelelahan dan kurang tidur dapat pula menyebabkan kram ketika mandi atau berenang.