Judul: Perang Opium
Penulis: R.F Kuang
Penerbit: Gramedia
Jumlah Halaman: 568
Tahun Terbit: 2019
Saya paling membenci buku yang tipenya seperti ini, sangat seru, sehingga kita sebagai pembaca jadi 'terpaksa' membacanya sampai selesai, tak peduli pada cucian piring dan lipatan baju yang tumpukannya terus bertambah.
Namun, ujung-ujungnya ternyata nggak tamat. Masih ada lanjutannya! Kenapa nggak bilang dari awal sih kalau ini ternyata kisah serial!!!
Buku yang berjudul Perang Opium in merupakan debut dari penulisnya R.F Kuang, yang merupakan lulusan dari sekolah di University of Cambridge. Kisah buku ini merupakan fiksi yang mungkin akan mengingatkan kita pada perang opium yang benar-benar terjadi antara Inggris dan Cina abad 19.
Meski punya pondasi cerita yang mirip, namun buku ini pada dasarnya mengubah semua bangsa-bangsa yang ada menjadi nama-nama baru. Bahkan saking seriusnya penulis menggarap cerita fiksi ini, ada peta di awal halaman yang bisa jadi pijakan pembaca untuk memahami keseluruhan cerita.
Kisah ini bercerita tokoh perempuan bernama Fang Runin, yang merupakan anak korban perang yatim piatu. Ia bekerja di toko yang sebenarnya melakukan jual beli opium illegal.
Keluarga Feng yang mengasuh Rin kemudian berniat menjodohkannya pada salah satu saudagar kaya yang sudah renta. Umurnya bahkan sudah tiga kali lipat umur Rin sendiri.
Rin jelas berang. Ia bertekad untuk menempuh ujian Keju dengan harapan dapat masuk ke dalam sekolah militer Sinegard yang menggratiskan biayanya. Namun, untuk masuk ke Sinegard sendiri susahnya bukan main. Ia harus berhasil menyabet predikat lulus dengan nilai terbaik.
Rin lulus dengan peringkat pertama di Tikanny. Ternyata, Semua kesakitan yang Rin rasakan untuk lulus dari Keju hanyalah awal. Di Sinegard, ia kembali ditempa dengan cara yang jauh lebih sakit lagi.
Sebagai satu-satunya siswa yang berasal dari keluarga miskin, Rin sudah pasti sering dijadikan bahan ejekan oleh teman temannya bahkan dibenci oleh salah satu gurunya. Tetapi, ia bertindak offensive seperti biasa. Ia tak menyerah melawan semua halang rintang dan bertekad tak ingin kembali ke Tikanny untuk kemudian dinikahkan pada saudagar tua renta.