Tawuran antar pelajar masih kerap ditemukan di beberapa daerah. Hal tersebut menyebabkan beragam dampak termasuk adanya korban di antara para pelaku tawuran itu sendiri. Umumnya tawuran antar pelajar yang terjadi di sebuah daerah tersebut adalah tradisi turun temurun.
Masalah ini sering dikaitkan dengan perilaku negatif/menyimpang dan bahkan sering dikaitkan dengan pelanggaran hukum yang berujung pada tindak pidana. Kasus-kasus tersebut seringnya terjadi di kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Surabaya dan tidak menutup kemungkinan kota-kota yang lebih kecil juga melakukannya karena perkembangan internet yang semakin maju.
Berikut adalah prakarsa praktik baik yang seyogyanya dapat menjadi referensi dan sumber inspirasi dalam mengantisipasi dampak tawuran antar pelajar, Prakarsa praktik baik ini disusun berdasarkan filosofi KDH dengan pendidikan yang memerdekakan.
Penulis memberi beri judul prakarsa praktik baik ini " Menumbuhkan Jiwa Pancasila dan Kerukunan Antar Siswa" dengan tujuan menghambakan sepenuhnya atas kebutuhan pendidikan dan keselamatan para siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Dari contoh Praktik Baik tersebut kita bisa memahami bahwa peran orang tua, guru, masyarakat menjadi vital bagi penyelamatan generasi penerus bangsa di era digital sekarang ini.
Kemudian praktik baik tersebut telah mewujudkan prinsip pendidikan yang memerdekakan, yaitu pendidikan yang berpusat pada murid, berpihak pada murid, dan memanusiakan murid, menyelamatkan murid, membahagiakan murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H