Lihat ke Halaman Asli

Dampak Kurangnya Kasih Sayang Ayah pada Perkembangan Anak

Diperbarui: 22 November 2024   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diskipora.bulelekab.com

Peran seorang ayah yang sering kali di identikan sebagai tulang punggung keluarga, penyedia kebutuhan materi, dan sebagai figur pelindung. Namun, peran seorang ayah tidak hanya sebatas itu. Tetapi kehadiran emosional dan kasih sayang seorang ayah memiliki dampak sangat signifikan terhadap perkembangan anak, baik secara emosional, pisikologis, maupun sosial.

Sayangnya, tidak semua anak beruntung merasakan kasih sayang seorang anak. Kesibukan, jarak emosional, atau pun pola asuh yang kaku sering kali menjadi penghalang. Kurangnya kasih sayang ini meninggalkan dampak yang tidak terlihat secara langsung, tetapi mempengaruhi kehidupan anak yang berkelanjutan.

Faktor yang menyebab kan seorang anak merasa kekurangan kasih sayang ayah:

1.Tidak memiliki ayah yang bisa di bilang meninggal dunia

2.Merasa ditinggalkan karena adanya perpisahan

3.Tinggal dengan ayah yang tempramen

Seorang ayah yang acuh terhadap tumbuh kembang anak, misalkan waktu luang (diluar jam kerjanya) hanya di pakai untuk main gadget atau berkumpul dengan teman-temannya.

Pada kasus perpisahan atau perceraian, apabila ayah diizinkan secara hukum untuk melihat atau menghubungi dan mengasuh bersama anak-anak mereka maka masih ada kemungkinan untuk memperbaiki, membangun kembali, atau memulihkan hubungan diantara mereka sehingga anak tidak merasa kekurangan kasih sayang.

Dampak pisikologis bagi anak

Anak yang tumbuh tanpa perhatian emosional dari ayah cenderung akan mengalami perasaan tidak aman atau kurang nya percaya diri. Kehadiran ayah sebagai figure yang memberikan rasa aman yang penting dalam membangun rasa percaya diri dan stabilitas emosi pada anak. Tanpa itu, anak dapat merasa kurang dihargai atau bahkan mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline