Keluarga, sebagian orang menjadikannya "rumah" untuk memadukan hati dan menciptakan nuansa manis. Ya, siapa yang tak ingin membuat keluarganya bahagia, terlebih oleh seorang kepala keluarga. Inilah sebuah kisah lama yang dikemas dalam nuansa baru. "Film ini seperti punya formula untuk menampar kita sebagai laki-laki agar selalu ingat keluarga...", ungkap Ringgo, pemeran Abah dalam film "Keluarga Cemara".
Masih ingat tayangan Keluarga Cemara di televisi? Saat saya kira-kira masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sinetron yang diproduksi oleh Atmo Productions ini memang menjadi ikon keharmonisan keluarga Indonesia. Pasalnya, kesederhanaan hidup Abah, Emak, Euis dan Ara ini tampak jelas hingga dianggap sebagai tayangan yang edukatif di era 90-an.
Saya pun suka, sekalipun hanya mengekor bapak ibu yang secara rutin menikmati tayangan ini. Nah, kejutan dihadirkan kembali. Disulap menjadi tayangan layar lebar, film ini didedikasikan kepada seluruh keluarga Indonesia agar menghayati makna "kasih" dalam keluarga. Seakan mengobati rindu akan sinetron fenomenal ini, saya pun ikut ambil bagian untuk sikat beberapa kursi teater menonton bersama teman-teman.
Penasaran? Yuk intip trailernya:
Dalam acara Meet & Greet Keluarga Cemara di Atrium Plaza Ambarrukmo kemarin (04/01/19) bersama dua pemainnya, yaitu Ringgo Agus Rahman sebagai Abah, juga Zara JKT 48 sebagai Euis, saya pun dibuat berdecak kagum dengan pengalaman mereka. Sementara pemeran Emak, Nirina Zubir dan juga si imut Ara, Widuri Putri Sasono, tak tampak karena menghadiri meet & greet di kota lainnya.
Bagi mereka, sebuah kehormatan besar bisa terpilih menjadi pemain dalam film hasil remake sinetron yang berakhir di sekitar tahun 2005 ini. Masing-masing mengaku memiliki tanggung jawab yang besar saat memerankan tokoh di film bergenre drama ini.
Bagaimana tidak, di masa lalu Keluarga Cemara sukses menarik hati para penontonnya. Emosi serasa diaduk-aduk, ada rasa bahagia, sedih, kecewa, susah, marah dsb. Ya, semua memang berkiblat dari fenomena nyata kehidupan berkeluarga.
Cobaan pasti ada, dan film ini mencoba mengangkat berberapa permasalahan dalam rumah tangga serta solusi yang diberikan untuk mengambalikan hubungan.
Ringgo mengatakan bahwa berakting dalam film ini bukanlah hal mudah. "Bagaimana saya terlihat seperti Abah, yaitu dapat mengantar rasa yang tepat ke penontonnya". Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa di film ini, ia berusaha memainkan sosok bapak bijaksana. "Menjadi sosok bapak-bapak, dimana saat ia punya anak dan istri bisa menjadi bapak (kepala keluarga) yang baik", pungkasnya.
Tak hanya Ringgo, Zara pun sempat mengalami kegalauan saat hendak memainkan sosok Euis. "Takut gak bisa memenuhi harapan penonton", ungkapnya. Menjadi film perdana yang dibintanginya cukup menjadi alasan kedua mengapa ia masih ragu dengan kemampuannya.