Lihat ke Halaman Asli

Riana Dewie

TERVERIFIKASI

Content Creator

"Hear Art", Pesta Seni untuk Angkat Seniman Muda Jogja

Diperbarui: 31 Maret 2018   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Banyak orang berpikir bahwa berbicara adalah cara untuk membuktikan bahwa kita pintar. Memang benar, secara kuantitas informasi mungkin tersampaikan ke orang lain, namun dari segi kualitas belum tentu. Padahal, cara paling efektif untuk memberikan informasi yang tepat kepada orang lain adalah dengan 'mendengarkan'. Di sini, kita akan lebih kaya akan informasi, karena secara perlahan kita jadi tahu tentang apa yang sebenarnya mereka cari, apa yang mereka sukai. Seperti lima aktor seni muda berikut ini, mereka awalnya memberikan perhatian yang lebih kepada dunia sekitarnya (mendengarkan), mencoba meresapi, berpikir, menganalisis kejadian, menarik sebuah kesimpulan logis, hingga akhirnya terwujudlah karya unik yang bisa kita nikmati dalam kemasan GAIA Art Movement: Hear Art.

Menurut Eric Aryanto, seni adalah kegiatan rohani atau aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau mendengarkannya. Tentu, setiap orang bisa menginterpretasikan ini sesuai dengan opini masing-masing. Ada yang menilai seni dari bentuknya, ada yang dari warnanya, dari gerakannya, dari aromanya, dari volumenya dan sebagainya.

Oleh karenanya, kita tak bisa memaksakan orang lain saat menilai sebuah seni. Bisa jadi yang menurut kita indah, bagi dia biasa saja. Merujuk pada tema 'hear art' yang diangkat oleh GAIA Cosmo Hotel dalam pesta seninya, sepertinya saya mulai sepakat, yaitu bahwa kita harus belajar mendengarkan seni itu sendiri sehingga menerima makna yang tersirat dari karya ini, bukan justru mendebatkan perbedaan nilai yang diterima secara personal.

Apresiasi untuk Lima Seniman Muda Berbakat

Kembali gelaran event seni 'GAIA Movement Art' ini diselenggarakan, dimana karya lima seniman muda berbakat asal Jogja ini sudah bisa kita nikmati di setiap sudut ruang GAIA Cosmo Hotel. Lagi-lagi saya dibuat takjub saat memandang karya 'mahal' mereka, karena yang saya tahu, mereka ditantang untuk membuat karya gila-gilaan dalam kurun waktu yang lumayan singkat, yaitu sekitar 2-3 bulan saja.

Apri Susanto, Dery Pratama, Dedy Shofianto, Ludira Yudha, dan Ivan Bestari kembali menyapa ramah para awak media dan para tamu dari luar yang ingin ikut serta menghirup aroma seni yang tak biasa serta memberikan nuansa 'berbeda' di area ini. Ya, memang berbeda. Karya mereka ini sebelumnya belum pernah dipublikasikan. Andai mereka sempat membuat karya mirip di masa lalu, tentu energi yang menyelimuti karya seni yang dipamerkan ini jauh lebih kuat.

Kelima seniman mencoba menuangkan perasaan dalam wujud kreativitas masing-masing, baik itu dalam bentuk rupa, gerak maupun beberapa unsur keindahan hingga akhirnya mempengaruhi perasaan orang yang melihatnya. Dery Pratama sukses mewujudkan karya mirip bantal berbahan metal, begitupun Dedy Shofianto sukses  membuat karya kinetik berbentuk angsa. 

Lain lagi dengan Ivan Bestari yang menyulap serpihan kaca menjadi karya seni yang indah, tak jauh beda dengan Apri Susanto yang memperindah tepi kolam renang dengan gelang-gelang keramiknya. Terakhir, Ludira Yudha juga sukses merangkai lebih dari 200 kg kawat demi mewujudkan karya berbentuk umbi-umbian yang menurut imajinasi saya, proses pembuatannya begitu 'ruwet'. Hehe....

Mereka ungkapkan karya yang mengandung unsur 'mother of earth', dimana ini sekaligus menjadi kampanye untuk terus mengingat tentang 'bumi' yang senantiasa harus kita lestarikan. Tak hanya itu, desain interior dari GAIA Cosmo Hotel ini sendiri secara keseluruhan juga mengandung folosofi tentang 'alam'.  

Seni yang 'Fungsional' ala GAIA Cosmo Hotel Jogja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline