Saya tak pernah membayangkan bisa berjumpa dan bersalaman langsung dengan Bapak Uskup Agung Semarang. Menjadi salah satu tamu dari hampir 100 tamu undangan oleh PT. Kanisius untuk bisa berbincang santai bersama Bapak uskup adalah hal yang sangat membanggakan bagi diri saya pribadi. Kesempatan ini tentu takkan saya sia-siakan, apalagi acara ini mengusung tema yang begitu menarik, yaitu wawanhati bersama Bapa Uskup Agung Semarang, Monsinyur Robertus Rubiyatmoko. Humor beliau di sepanjang acara mewarnai sharing akan derap penggembalaan Keuskupan Agung Semarang melalui media dan komunikasi sosial yang saat ini sedang berkembang pesat.
Dengan senyum cerah, Bapa uskup sambut sapaan ceria anak-anak tingkat SD yang sedang mengadakan acara edukatif di taman area percetakan Kanisius. Seperti biasa, bak artis, uskup mau-mau saja diajak selfie oleh para 'penggemarnya' sebagai penawar rindu, plus kebanggaan umat akan dilantiknya Romo Rubi ini sebagai uskup baru di Keuskupan Agung Semarang (KAS) per Mei tahun ini. Tak lama, Bapa uskup melangkahkan kaki ke ruang Kepodang, sebuah ruang yang sudah dipadati oleh para tamu undangan dengan perasaan penuh sukacita.
"Asyik, uskup duduknya dibangku dekat akuuu..", keriangan hati saya saat uskup diarahkan untuk duduk di kursi yang telah disediakan, ditemani jajaran direksi PT. Kanisius. Tak lama, Romo Azis Mardopo Subroto, S.J. selaku Direktur Utama PT. Kanisius memberikan sambutan singkat tentang acara wawanhati ini. Bapa uskup tampak serius menyimak dengan wajah sumringah, pun para tamu undangan lainnya yang tak lain adalah para romo, suster, struktural PT. Kanisius serta teman-teman dari media.
Setiap tahunnya, PT. Kanisius mengadakan banyak acara saat BKSN (Bulan Kitab Suci Nasional) yang jatuh pada bulan September. Di tahun ini pun, Kanisius mengadakan berbagai kompetisi dimana ini memiliki tujuan memperteguh keimanan generasi muda Katolik. Misalnya saja adalah lomba dramatisasi kitab suci bagi anak-anak SD ataupun lomba video instagram BKS Kanisius 2017 dengan tema 'Mewartakan Kitab Suci Melalui Gadget'. Diharapkan dengan berbagai kegiatan ini, generasi muda memiliki dorongan batin untuk makin terlibat dalam gerak langkah keuskupan di Indonesia.
Bagaimana sih gerak Keuskupan Agung Semarang saat ini? Kebetulan Bapa uskup berkenan memberikan informasi tentang perkembangan gerak gereja dari waktu ke waktu.
Nilai Kehidupan dalam Karya Penggembalaan KAS (Keuskupan Agung Semarang)
Bapa Uskup Rubi mulai angkat bicara perihal perkembangan penggembalan di KAS. Dengan gaya bicara yang agak 'nyeleneh' tak jarang para tamu undangan terbahak dibuatnya. Menampilkan karakter yang halus namun tegas, Bapa uskup mencoba untuk memberikan beberapa pemahaman iman dari aplikasi kehidupan di Keuskupan Agung Semarang yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dari beberapa kepemimpinan uskup yang berbeda.
Wow, sepertinya menarik untuk disimak ya. Bagaimana perkembangan kehidupan masyarakat di bawah naungan KAS? Nilai-nilai positif apa saja yang bisa kita aplikasikan dalam rangka 'nyengkuyung' (berpartisipasi) program-program di KAS? Berikut beberapa hal telah saya ringkas dari penuturan Uskup Rubi beberapa waktu lalu (15/09/17):
1. Melanjutkan Semangat Inkulturasi Budaya
Sejak zaman Uskup Mgr. Petrus Johannes (Peerke) Willekens, S.J., inkulturasi ditekankan melalui karya penggembalaan para biarawan/biarawati pribumi. Inkulturasi sendiri bisa dimaknai sebagai sebuah adaptasi sekelompok umat ataupun masyarakat yang memiliki kebiasaan tertentu di suatu daerah. Dengan hal ini, para biarawan/biarawati di zaman ini diharapkan untuk semakin bisa mewartakan kabar gembira dan melayani masyarakat dengan penuh cinta kasih, khususnya di KAS.
2. Menghidupkan kembali Semboyan 100% Katolik, 100% Indonesia