Lihat ke Halaman Asli

Riana Dewie

TERVERIFIKASI

Content Creator

Belajar dari Nana, Owner Nanamia Pizzeria yang Jalankan Bisnis dengan Hati

Diperbarui: 10 September 2017   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Nana dan Bapak Matthias, Owner Nanamia Pizzeria Jogja (Dokumentasi Pribadi)

 

Menjalankan pekerjaan secara total memang tak mudah. Semua butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Apalagi jika ingin mengembangkan sebuah bisnis, segala hal harus dipersiapkan secara matang, baik dalam hal penentuan produk yang akan dijual, persiapan budget, analisis pasar bahkan risiko terberatpun harus kita pikirkan dari awal.

Saat bisnis mulai berjalan, tak jarang kita akan menemukan banyak hambatan. Bukan hanya dipengaruhi faktor internal, namun terpaan badai dari luar pun terkadang menjadi alasan robohnya 'istana' yang telah kita bangun. Ini hanyalah secuil bukti bahwa mempertahankan bisnis ternyata bukanlah hal mudah. Dalam kepelikan mencari jati diri, sepasang pebisnis muda ini telah menginspirasi saya, tentang sebuah kegigihan yang berbalut 'suara' hati hingga mengantar mereka pada kesuksesan. 

Nana, seorang wanita muda mandiri yang sukses keluar dari zona nyaman, bahkan sedari kecil. Didikan orang tua yang seolah memaksanya untuk 'jauh' dari rumah, membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab. Tak lama setelah ia menyelesaikan pendidikannya di UGM, ia mulai berpikir untuk berkarya sesuai passion.

Bersama sang suami, Matthias, ia memberanikan diri untuk membangun sebuah bisnis sekitar tahun 2007, dimana semua diawali dengan kesederhanaan. Siapa sangka, setelah berjalan satu dekade, bisnisnya yang kecil tadi bermetamorfosis menjadi sebuah resto premium yang sukses menarik banyak penggemar.

Resto Mengalami Perkembangan dari waktu ke waktu (Dokumentasi Pribadi)

Orisinalitas Bisnis itu Penting

Menurut saya, bisnis yang dibangun pasangan ini memang tak biasa. Mereka mengembangkan bisnis kuliner pizza, namun pengolahannya menggunakan teknik yang super original, yaitu dibakar di dalam tungku panas, dimana di zaman modern ini, proses pengolahan seperti ini sudah jarang kita temui. Ehmmm, padahal kalau dipikir-pikir, pengolahan pizza dengan cara ini bakal lebih lama matangnya ya. Mau tahu alasannya? Mempertahankan orisinalitas, itu. 

Orisinalitas inilah yang nyatanya terbukti mampu mempertahankan bisnisnya hingga saat ini. Tak hanya mengutamakan pelayanan terbaik kepada pelanggan, pasangan ini bahkan tak segan untuk secara rutin meminta kritik & saran demi meningkatkan kualitas bisnisnya. Inovasi pun selalu ada, sepanjang waktu.

Senja yang memudarkan awan cerah hari itu menjadi saksi bahwa kami telah hadir dalam lingkaran atmosfer bisnis yang berbalut aroma 'kekeluargaan'. Senyum manis Nana selalu menghias wajah cantiknya kala ia berbagi cerita kepada kami, tentang bisnis kulinernya yang hingga saat ini telah digemari oleh banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kehangatan Nanamia Pizzeria, Saya Merasakannya

Hampir dua jam kami berbagi canda dengan sang owner sembari menyerap beberapa ilmu baru tentang menjalankan bisnis dengan hati. Saat menikmati 'pesta kebun' yang mulai dipadati pengunjung, kami merasakan kehangatan yang luar biasa. Hal yang jarang saya rasakan di tempat pemanja lidah lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline