Ah lagi-lagi, hujan bulan Desember tak gentar turun ke bumi, tak terkecuali di kota Jogja. Jogja yang di pagi hari disuguhi dengan pemandangan gunung yang menjulang tinggi kini sering tak tampak, terselimut kabut pagi dan bertudung awan gelap. Iya, gelap yang tak jarang memaksa kita untuk menghirup aroma tanah seharian. Begitupun aroma tanah di tanah lapang alun-alun Utara kota ini, pasti membawa kenyamanan tersendiri bagi yang melintasinya. Tapi saya sedikit khawatir, bagaimana nasib mereka yang saat ini sedang berteduh di tanah alun-alun ya? Mereka para ‘pemandu sorak’ pasar malam sekaten Jogja tahun ini. Terguyur hujan dan basah, mungkin terdengar kurang menyenangkan. Lalu, apakah atmosfer event tahunan ini tetap menyenangkan?
Malam itu tak hujan, alasan yang menarik hati saya untuk berkunjung ke sekaten, event tahunan yang sukses mengumpulkan ribuan manusia setiap harinya. Seperti biasa, sesampainya di sana, saya bersiap mengeluarkan kamera hitam dari dalam tas, dan mulai membidik satu dua obyek yang menurut saya menarik. Semakin melangkah, semakin saya melihat aneka hiburan yang selalu membuat rindu. Iya sangat rindu, bukankah kerak telor memang sulit didapat di Jogja saat tak ada sekaten? Atau saya juga takkan melihat gemerlap bianglala yang tingginya hampir sukses menyentuh langit malam itu jika tidak berkunjung kekeramaian ini.
Sekaten Jogja memang tak pernah absen tiap tahunnya. Ada saja kejutan-kejutan baru yang saya dapat, sekalipun banyak yang bilang, “ah, tiap tahun juga sama...”. Hebatnya, acara ini semacam magnet yang mampu menarik ribuan orang untuk mengunjunginya setiap saat, bahkan yang berasal dari luar kota gudeg inipun berusaha berbondong-bondong untuk menginjakkan kaki di atas alun-alun Gede ini. Memang, saya dan lainnya selalu merasakan hal yang berbeda saat menikmati hiburan pasar malam sekaten Jogja. Guyub rukun, suasana tradisional, jajanan unik, hiburan seni dan harga murah-meriah selalu kami rasakan tiap tahunnya.
Semalam saya ke sana. Untuk suasananya, memang tak jauh beda dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai wahana dan jajanan di pasar malam sekaten dua tahun lalu, pernah saya torehkan dalam tulisan ini. Akhir tahun ini, saya pun punya sedikit ‘oleh-oleh’ usai menikmati gempita sekaten Jogja.
1. Pasar Malam Sekaten : Hiburan Wajib Bagi Masyarakat Jogja dan Sekitarnya
Seperti tak ada bosannya, saya selalu terhibur saat menginjakkan kaki di acara sekaten. Stres di awalnya memang iya, secara parkiran penuh dimana-mana. Sebelumnya kami juga harus menerima rezeki bermacet-macet ria saat menuju ke Alun-alun Utara. Motor yang terparkir sembarangan kadang bikin arus terhenti, belum lagi mobil-mobil pribadi di kanan-kiri jalan yang seakan mati suri karena penghuninya sudah lari semua ke pasar malam sekaten :D Tapi bagaimana lagi, semua kebahagiaan butuh perjuangan kan? Hihi....
Betapa pasar malam sekaten memberi pengaruh besar bagi dinamika kehidupan warga Jogja dan sekitarnya. “Mbak, nanti sore kalau tidak hujan saya mau ke Sekaten. Ikut gak? Keburu habis besok..”, ungkap tetangga saya yang juga ingin memberi hiburan bagi anak-anaknya dengan mengunjungi sekaten.
2. Pasar Malam Sekaten : Pusat Kuliner Menarik Yang Tak Pernah Mati
Ternyata jajanan yang dijual di pasar malam sekaten selalu update setiap tahunnya. Yang di tahun lalu booming, bisa jadi tahun ini tenggelam. Yang tahun lalu tak tampak, bisa saja di tahun ini jadi primadona. Ehmmm, mau tau jajanan ‘mewah’ di pasar malam sekaten tahun ini?
Ini lho, es pelangi, es serut yang dikemas sangat menarik di atas wadah es menyerupai topi ultah yang terbalik (kerucut ke bawah), diisi es serut setinggi gunung lalu dialiri macam-macam sirup manis aneka rasa. Ditanami dengan beberapa sedotan jumbo serta kue-kue astor di seputaran dinding es sebagai penambah daya tarik. Ahh, lalu gimana rasanya? Suegerrrrr dan manisssss. Semalam saya juga incip lho, tampak pula di setiap sudut pasar malam tua muda tak ragu masuk barisan antre demi mendapat jajanan primadona yang bisa kita nikmati dengan harga kisaran Rp.20 ribu ini.
Tahun lalu, beragam es unik juga sempat jadi hits di acara sekaten, diantaranya es pan, es pot dan es dot yang pernah saya tuliskan di sini. Untuk makanannya, masih tak jauh beda dari sebelumnya. Kerak telor, sosis bakar, jagung kukus keju, cimol, cilok, kue crepes, jenang, bakso tusuk, martabak telor, sate kere, bakso bakar dan berbagai kuliner nikmat lainnya tetap mengundang selera para pengunjung sekaten. Yang merasa orang Jogja, rugi lho kalau tidak ke sini :D