[caption caption="Kompasianer Jogja Berfoto di Gedung Agung. Blkg Ki-ka : Kompasianer Tomy, Ken Shara Odza, Ang Tek Khun, Agustinus Waryono. Depan Ki-Ka : Kompasianer Ita Yunita, Indah Fristiana, Saya, Arnie Alisha, Rekan Kompasianer, Enggar Murdiasih, Vika Kurniawati dan Umi Azzurasantika. (Dok.Pri)"][/caption]Betapa susahnya mengumpulkan Kompasianer Jogja (KJog) di hari-hari aktif karena kami semua rata-rata memiliki kesibukan/pekerjaan yang sulit untuk ditinggalkan. Untungnya ada banyak ide yang sering di sampaikan di forum atau grup media sosial kami sehingga kami pun dapat merencanakan berbagai kegiatan yang dapat diikuti bersama. Karena sulit menyatukan waktu, terkadang beberapa diantaranya mengadakan pertemuan informal di angkringan Jogja sekedar untuk sharing berbagai informasi.
Hari ini (21/3/16) adalah hari istimewa bagi Kompasianer Jogja karena akhirnya kami bisa meluangkan waktu untuk berkumpul bersama. Tak hanya sekedar kumpul, kami juga berencana mengadakan acara kunjungan ke Gedung Agung atau sering disebut sebagai Istana Kepresidenan Yogyakarta. Ya, walaupun tak ada Pak Presiden disini karena tentunya beliau ada di istana presiden Jakarta namun kami sangat bersemangat ‘obrak-abrik’ Gedung Agung untuk menggali pengalaman baru.
[caption caption="Semangat Kompasianer Jogja Saat Menuju gerbang gedung Agung (Dok.pri)"]
[/caption]Kira-kira pukul 09.30, Kompasianer Jogja sudah berkumpul di depan pintu gerbang Gedung Agung (seberang Benteng Vredeburg). Saat saya sampai di lokasi, sudah terlihat beberapa Kompasianer seperti Mas Khun, Mbak Fika, Mas Hendra, Mbak Ita, Mbak enggar, Mas Ken dsb. Akhirnya masuklah kami di Gedung Agung yang diawali dengan registrasi komunitas dan jumlah anggota. Saya mengisinya atas nama komunitas Kompasianer Jogja hingga akhirnya kami diwajibkan menitipkan tas di loker yang telah disediakan. Kami diperbolehkan memotret lokasi luar Gedung Agung namun dilarang untuk mengambil gambar apapun saat ada di dalam gedung.
[caption caption="Bapak Maryadi (Guide) Memberikan Informasi Seputar Peraturan Berkunjung (Dok.Pri)"]
[/caption]Kunjungan kali ini disambut oleh beberapa petugas disana, termasuk guide yang menemani kami berjalan-jalan memutari area Gedung Agung. Sebut saja Mas Maryadi, seorang guide yang sangat cakap memberikan informasi seputar Gedung Agung dan pemanfaatannya. Sebelum berkeliling, ia memberikan sedikit informasi seluk-beluk tentang Gedung Agung Yogyakarta ini. Cagar budaya ini dibangun di Kelurahan Ngupasan, Gondomanan, Jogja. Gedung utama kompleks istana ini merupakan bangunan Belanda yang didirikan mulai Mei 1824 dan mengalami beberapa pemugaran hingga saat ini. Kompleks ini lalu disebut sebagai Istana Kepresidenan ketika kota Jogja dijadikan sebagai ibu kota baru Republik Indonesia pada 6 Januari 1946 silam.
[caption caption="Gedung Agung Yogyakarta (Dok.Pri)"]
[/caption]
Istana kepresidenan ini seringkali menjadi tempat singgah presiden saat berkunjung ke Jogja. Beberapa tamu negara pun sering menginap di tempat ini. Maryadi menuturkan bahwa Istana Yogyakarta terdiri atas enam bangunan utama, yaitu Gedung Agung (gedung utama), Wisma Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu, Wisma Saptapratala serta Wisma Seni Sono yang terakhir diambil alih oleh gedung agung dari tangan Pemda DIY. Tepat di paling depan istana ini adalah ruang Garuda yang merupakan ruang tamu presiden & ruang pelantikan serta di sebelah sisi kanan kami adalah ruang wakil presiden. Akhirnya masuklah kami ke lorong utama hingga sampai di depan pintu kamar 5, yaitu kamar wakil presiden, kamar 6 merupakan ruang kerja wakil presiden serta kamar 7 merupakan ruang keluarga wakil presiden.
[caption caption="Bagian Luar Gedung Agung Yogyakarta (Dok.pri)"]
[/caption]
Berjalan ke depan, sampailah kami di ruang jamuan VIP yang berfungsi sebagai ruang makan presiden, wakil presiden maupun pendamping. Adapun peraturan posisi untuk meja & kursi yang telah disediakan dimana presiden harus duduk di meja tengah sedangkan para pejabat dan tamu undangan lainnya di sisi kiri/kanannya. Pak Jokowi saat awal menjabat sebagai Presiden, pernah singgah disini tahun 2014 dan mengajak tamu-tamunya untuk makan siang di dalam istana. Tamunya bukanlah pejabat seperti yang kita bayangkan namun para tukang becak yang ada di sekitar jalan Malioboro dan sekitarnya. Sedangkan untuk para menteri, mereka dapat bermalam di wisma negara yang gedungnya tak jauh dari gedung utama. Pejabat terakhir yang menginap disini adalah Bapak Yusuf Kalla pada akhir 2015 kemarin.
Melanjutkan perjalanan, sampailah kami di ruang kesenian yang berfungsi sebagai ruang makan maupun ruang rapat. Mengingat bahwa di masa lalu belum banyak hotel dibangun, saat tamu presiden berkunjung ke Jogja, mereka bisa menginap di gedung ini, seperti presiden, perdana menteri, kaisar ataupun ratu dari negara lain. Maryadi melanjutkan, Istana kepresidenan Jogja dan Jakarta berada di bawah Kementrian Sekretariat Negara. Wisma Sawojajar khusus untuk menerima Tim Advance kepresidenan. Lalu Wisma Bumiretawu untuk menerima Tim Advance Paspampers atau bisa juga sebagai ruang istirahat para ajudan dan dokter pribadi presiden. Tak ketinggalan Wisma Saptapratala sebagai tempat istirahat para juru foto kepresidenan.
[caption caption="Kompasianer Jogja berfoto narsis di luar gedung (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption caption="Kompasianer Jogja berfoto narsis di luar gedung (Dok.Pri)"]
[/caption]