PART 2
ASYIKNA MINI RAFTING DI SUNGAI OYA (Oya River Tubing)
Akhirnya kami bersiap menuju ke tempat wisata berikutnya, yaitu sungai Oya yang terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju kesana, kami harus menempuh perjalanan kurang lebih 1 km dari lokasi pos gua pindul sehingga harus naik kendaraan pick up untuk mengantar kami kesana.
Mobil Pick Up Membawa Rombongan ke Sungai Oya
Oya River Tubing merupakan salah satu paket wisata yang ditawarkan di kawasan Wisata Gua Pindul Gunungkidul. Air Sungai Oya biasanya dimanfaatkan untuk irigasi sawah dan ladang, namun juga sering dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan wisata, diantaranya adalah rafting. Rafting atau arung jeram adalah suatu kegiatan outdoor yang memadukan unsur olahraga, rekreasi, petualangan dan edukasi. Sebagai wisata petualangan, sungai Oya sering disebut sebagai wisata mini rafting karena selain airnya yang tidak terlalu deras, media yang digunakan untuk menyusuri aliran sungai juga hanya menggunakan ban karet seperti yang sebelumnya kami gunakan saat menyusuri gua pindul. Dengan menggunakan 5 mobil, akhirnya rombongan JNE dibawa ke lokasi sungai Oya untuk menikmati mini rafting disana. Turun dari mobil, kami langsung bersiap untuk melakukan perjalanan sekitar 5 menit untuk menyusur sawah dan turun ke sungai dangkal.
Rombongan Menyusuri Sawah Menuju Sungai Oya
Deretan rombongan JNE dan kompasianer tampak sangat berantusias membawa ban masing-masing sambil menikmati perjalanan tersebut. Tak sedikit pula teman media yang aktif mengambil gambar sana sini sebagai dokumentasi perjalanan mereka. Akhirnya, sampailah kami di aliran sungai yang sedikit deras yang akan membawa ban pelampung kami menyusuri keindahan Sungai Oya. Tidak jauh berbeda dengan di Gua pindul, masing-masing dari kami harus duduk diatas ban dan petugas segera mendorong kami ke arah aliran air sungai.
Saya (di ban) dilepas oleh petugas di sungai Oya
Kami Menikmati Sejuknya Sungai Oya di Siang hari
Ya, keindahan alam semesta kami rasakan kembali di tempat ini. Berbeda dengan gua pindul yang terasa dingin, panas matahari yang kami rasakan di sungai Oya menimbulkan sensasi hangat saat menyusurinya. Selama menyusuri Sungai Oya, kami menyaksikan pemandangan yang bernuansa alami serta udara yang masih segar dan bebas polusi. Selain itu, kami juga menyaksikan pemandangan tebing-tebing batu kapur (karst) dengan kontur yang terbentuk dari aliran air.
Pemandangan lainnya, kami juga dapat menikmati derasnya air terjun mini yang ada di sepanjang sungai Oya. Sering terlihat beberapa pengunjung lain berkerumun di bawah air terjun untuk merilekskan tubuh. Tak sedikit pula diantara mereka yang memiliki nyali untuk menjatuhkan diri dari atas (sekitar 15 meter) dan berenang di area yang sudah dijamin keamanannya ini.
Air Terjun Mini di Sepanjang Sungai Oya
Kurang lebih 1 jam, kami menyusuri sungai yang penuh dengan tampilan alam semesta yang sedap dipandang mata. Sesampainya di ujung sungai, kami bergegas untuk berdiri dari ban pelampung dan menuju ke mobil pick up yang akan membawa kami pula menuju ke pos utama. Setelah sampai di pos, kami segera melepas jaket pelampung dan mandi untuk membersihkan diri. Usai mandi, kami rileks sejenak dan melepas lelah dengan menikmati segarnya air kelapa muda dan aneka jajanan tradisional yang disediakan oleh panita. Wah, nikmat sekali rasanya saat itu. Bagi saya, menyusuri sungai oya tak jauh beda dengan melakukan olah raga ringan yang membuat badan dan pikiran saya rileks, jauh dari beban rutinitas harian yang membuat capek dan stres. Namun hal ini ternyata dirasakan berbeda oleh salah satu teman kami dari sesama kompasianer, Bapak Hendy. Beliau merasakan kurang nyaman saat itu karena kesehatan sedikit terganggu yang disebabkan seharian ini beraktivitas di kawasan wisata air dan berdiam diatas ban dalam waktu yang agak lama. Oleh karenanya, usai mandi, bapak Hendy segera diantar panitia pulang ke hotel Eastparc untuk beristirahat dan memulihkan kesehatannya.
Rombongan Minum Kelapa Muda dan Makan Jajanan Tradisional
Setelah rombongan selesai menikmati hidangan tradisional, sekitar jam 17.15, bus yang membawa kami mulai berjalan kembali menuju ke Yogyakarta. Dan tujuan kami selanjutnya adalah makan malam (dinner) bersama Bpk. Johari Zein, Managing Director JNE di Bogeys Teras Hyatt Hotel.
DINNER & RAMAH TAMAH BERSAMA PETINGGI JNE DI HOYEL HYATT
Dinner Bersama Petinggi JNE
Jam 19.15, sampailah kami di Bogeys Teras Hyatt yang ada di jalan Kaliurang, Yogyakarta. Setelah turun dari bus, kami segera bersiap untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya, yaitu makan malam di Bogeys Teras Hyatt Hotel. Saat berbenah di toilet, untuk pertama kalinya kami bertemu dengan 2 kompasianer yang sebelumnya tidak mengikuti rangkaian acara di Gua pindul dan sungai Oya, yaitu Mbak Pungky dan Mbak Grace. Setelah berkenalan dan berbincang sejenak, akhirnya kami menuju ke meja yang telah disediakan.
Acara malam itu terasa spesial karena dihadiri oleh para petinggi JNE, diantaranya adalah Bapak Johari Zein sebagai direktur pelaksana JNE. Acara sambutan diberikan oleh beliau dan beberapa pihak lain yang berkompeten di JNE. Setelah memberikan sambutan kepada seluruh staf JNE, Blogger dan media, Bpk. Johari beramah tamah dengan seluruh orang yang ada di Bogeys. Kami sangat bangga bisa melihat senyum manis dari beliau yang telah sukses mengembangkan bisnis JNE menjadi perusahaan ekspedisi besar dan mendapatkan banyak kepercayaan dari masyarakat.
Bapak Johari Zein Bersalaman dengan Kompasianer
Tak lama setelah itu, kami mulai menikmati berbagai hidangan makanan yang ada disana. Mulai dari masakan modern hingga tradisional dihidangkan dengan spesial. Saya yang saat itu hunting makanan bersama mbak Nisa, mulai mengambil menu yang kami suka. Segera setelah itu kami kembali ke meja bersama kompasianer lainnya, yaitu Mbak Pungky, Mbak Grace, Mbak Nisa, Mbak Okti, Bpk. Johan, Bpk. Agung serta mas Nurul dan Mas Derry selaku admin kompasiana. Sambil menikmati hidangan, tim JNE mengadakan undian untuk media dan kompasianer (blogger) yang berkesempatan memenangkan hadiah berupa smartphone. Dari 2 smartphone yang disediakan, 1 diantaranya dimenangkan oleh mbak Okti, satu dari kompasianer yang lumayan aktif melakukan live tweet terkait seluruh rangkaian acara saat itu.
Kompasianer Berfoto Bersama saat Dinner di Hyatt (ki-ka : mbak Grace, Mbak Pungky, saya, Mb. Nisa, Bpk. Agung dan Mas Nurul)
Kompasianer bersenda gurau sambil menikmati makan malam
Tak lama setelah itu, pembawa acara mengumumkan kepada media bahwa sesi wawancara dengan Bpk. Johari telah dibuka. Setelah menemukan tempat yang cocok, teman-teman dari media mulai melakukan wawancara ekslusif dengan Bapak Johari terkait dengan perkembangan JNE dari waktu ke waktu. Saya pun ikut menyimak informasi yang diberikan oleh Bpk. Johari yang intinya adalah sebagai berikut :
- Perusahaan ekspedisi JNE akan menggunakan sepeda listrik dalam mengirim paket konsumen. Hal ini disebabkan karena pemerintah memberlakukan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) dan larangan motor melintas di jalan M H Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta per 17 Desember 2014.
- Prioritas utama JNE saat ini adalah efisiensi transportasi. Untuk mendukung hal ini, JNE sementara telah menyediakan 100 sepeda listrik dengan investasi senilai Rp1,2 miliar.
- Selain itu, kepuasan pelanggan menjadi hal utama bagi JNE. Dari hari ke hari JNE selalu mengupayakan agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman barang.
- Target pendapatan JNE tahun 2014 adalah 2,5 Trilyun. Syukurlah, tahun ini mengalami kenaikan income sebesar 40% dari tahun lalu.
- Target pendapatan JNE tahun 2015 adalah 3,9 Trilyun. Dan ini dibutuhkan kerja keras seluruh staf JNE untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Fondasi kekuatan JNE adalah ‘culture’ yang dibangun sesuai dengan Human Capital.
- JNE selalu berusaha memberikan award kepada karyawannya yang berprestasi. Menurut Bapak Johari, SDM di JNE adalah hal utama sehingga setiap karyawan berhak mendapatkan kesejahteraan dan kenyamanan selama bekerja di kantor JNE.
- JNE akan berekspansi untuk melebarkan sayap dengan bekerjasama dengan perusahaan luar negeri.
- Bapak Johari berharap bahwa kualitas pelayanan JNE diupayakan meningkat dari waktu ke waktu hingga menjadi perusahaan Indonesia yang mampu bersing dalam skala internasional.