[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Pameran Pusaka oleh Paheman Memetri Wesi Aji (Dok.Pri)"][/caption]
Selamalebih kurang 30 hari, masyarakat Jogja merayakan pasar malam sekaten sejak tanggal 28 November 2014 lalu. Pada hari Sabtu, 3 Januari 2015 kemarin, kemeriahan pesta rakyat ini diakhiri dengan acara Grebeg Maulud untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi budaya ini selalu dipenuhi oleh masyarakat Jogja dan para wisatawan yang ingin ikut ambil berkah dalam perayaan puncak ini, di mana mereka berebut untuk mengambil makanan yang sudah disusun megah dalam istilah ‘Gunungan’.
[caption id="" align="aligncenter" width="341" caption="Prajurit Kraton (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Gunungan dalam Grebeg Maulud Jogja (Dok.Pri)"]
[/caption]
Gunungan adalah simbol utama dari perayaan Grebeg, di mana ini tersusun atas berbagai bahan makanan tradisional seperti sayur mayur, kacang panjang, cabai, ubi dan berbagai jajanan tradisional lainnya yang memiliki filosofi sebagai bentuk sedekah dari Sri Sultan Hamengkubuwono XI, pemegang kekuasaan tertinggi (raja) di Jogja.
Seperti yang tertulis dalam portal tribunnews.com, perayaan Grebeg ini diawali dengan iring-iringan tujuh gunungan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melewati Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-alun Utara hingga berakhir di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Iringan "Gunungan" tersebut dikawal oleh sembilan pasukan prajurit keraton dan dibawa ke Masjid Agung/Gede Kauman untuk diberkati dan didoakan oleh penghulu Masjid Gede Kauman. Kemudian gunungan itu menjadi rebutan warga yang sudah sejak pagi menunggu di halaman masjid tersebut.
[caption id="attachment_388306" align="aligncenter" width="504" caption="Iring-iringan Prajurit Kraton Jogja Saat Grebeg Maulud (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388309" align="aligncenter" width="504" caption="Iring-iringan Abdi Dalem Kraton Jogja Saat Grebeg Maulud (Dok.Pri)"]
[/caption]
Baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda, mereka sama-sama antusias untuk memperebutkan sebagian makanan dalam gunungan tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan berkah, keselamatan dan perlindungan dari Tuhan. Jadi tidak heran jika dalam pesta ini, banyak masyarakat luar Jogja yang berbondong-bondong meluangkan waktu untuk datang ke alun-alun utara hanya untuk menyaksikan kesakralan tradisi Gunungan ini dan berebut makanan yang ada di sana.
[caption id="attachment_388318" align="aligncenter" width="504" caption="Hiruk Pikuk keramaian Jogja Saat Grebeg Maulud (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388319" align="aligncenter" width="504" caption="Hiruk Pikuk keramaian Jogja Saat Grebeg Maulud (Dok.Pri)"]
[/caption]
Ada yang datang di pagi harinya, ada pula yang 1 hari sebelumnya sudah berada di sana dengan membawa berbagai peralatan pribadi, seperti tikar, makanan, minuman dll. Jadi, dapat disimpulkan bahwa acara Grebeg Maulud memang sangat berarti bagi masyarakat Jogja maupun luar, terutama mereka yang masih sangat menjunjung tinggi tradisi budaya Jawa yang dipelopori oleh Kraton Jogja setiap tahunnya ini.
Gerbang Kraton Jogja Dibuka untuk Umum Usai Perayaan Grebeg Maulud
Setiap acara Grebeg Maulud ini, pintu gerbang Kraton Jogja dibuka lebar oleh pihak kesultanan Jogja agar masyarakat atau wisatawan yang datang dapat menikmati eloknya berbagai warisan budaya kraton yang dilestarikan dari waktu ke waktu. Berbagai pusaka yang dipamerkan sungguh mengundang takjub bagi wisatawan karena selain memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, berbagai peninggalan kraton ini kebanyakan berumur sangat tua, bahkan sudah ada sejak jaman pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I.
[caption id="attachment_388321" align="aligncenter" width="504" caption="Pintu Gerbang Kraton Jogja (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388322" align="aligncenter" width="504" caption="Tiket Masuk Kraton Rp.5.000,- (Dok.Pri)"]
[/caption]
Saat hendak masuk di pintu gerbang kraton, wisatawan harus membeli tiket yang lumayan murah, yaitu hanya Rp 5.000, modal yang sangat kecil jika dibandingkan dengan tingginya nilai budaya yang akan kita dapatkan di sana. Setelah masuk, kita disuguhi oleh suara merdu para sinden dan penabuh gamelan yang berkolaborasi menampilkan nyanyian Jawa klasik dengan begitu indahnya.
[caption id="attachment_388323" align="aligncenter" width="504" caption="Para Sinden yang Menyanyi Klasik Jawa di Kraton Jogja (Dok.pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388325" align="aligncenter" width="504" caption="Para Sinden yang Menyanyi Klasik Jawa di Kraton Jogja (Dok.pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388326" align="aligncenter" width="504" caption="Para Penabuh gamelan di Kraton Jogja (Dok.Pri)"]
[/caption]
Di sana banyak juga wisatawan asing yang terlihat ikut menikmati tradisi budaya kraton Jogja ini. Banyak juga wisatawan yang bersiap dengan HP dan kameranya untuk mengambil gambar dengan leluasa di setiap sudut kraton ini. Di sekeliling panggung kraton, telah dipajang banyak kereta kraton yang begitu megahnya. Dengan berbagai bentuk dan ornamen, keindahan peninggalan budaya Jogja ini sangat menarik perhatian pengunjung sehingga tidak heran banyak orang yang mengantri untuk ikut berfoto ria di dekatnya.
Berbagai kereta yang diperagakan juga diabadikan dalam foto yang dibingkai figura, lengkap dengan informasi sejarahnya. Berikut adalah beberapa foto yang berhasil saya potret saat itu:
[caption id="attachment_388375" align="aligncenter" width="504" caption="Kereta Kraton (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388377" align="aligncenter" width="504" caption="Deretan Kereta Kraton (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388379" align="aligncenter" width="504" caption="Papan Gambar Kereta Kraton & Infonya (Dok.Pri)"]
[/caption]
Di seberangnya, terdapat museum patung yang di dalamnya menggambarkan semua orang yang pernah menjadi penghuni Kraton Yogyakarta, mulai dari Raja Jogja (Sri Sultan Hamengkubuwono), Prajurit, abdi dalem dsb. Museum ini sangat dilindungi keberadaannya, terbukti dari pengaman kaca yang memutari ruangan museum sehingga sangat meminimalkan risiko patung pecah, rusak, tergores dll.
[caption id="attachment_388327" align="aligncenter" width="504" caption="Patung Keluarga Kraton (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388328" align="aligncenter" width="504" caption="Patung Keluarga Kraton (Dok.Pri)"]
[/caption]
Semakin berjalan ke depan, kita akan menaiki tangga kraton dan sesampainya di sana, kita kembali melihat sebuah latar kraton yang sedikit berbeda dari sebelumnya.
[caption id="attachment_388329" align="aligncenter" width="504" caption="Jalan Menuju Bangsal Mangunturtangkil (Dok.Pri)"]
[/caption]
Tempat ini disebut BANGSAL MANGUNTURTANGKIL, merupakan singgasana Sri Sultan Hamengkubuwono saat menghadiri acara Grebeg dan tempat ini sudah digunakan oleh raja-raja Jogja sejak 7 Maret 1989. Di bagian kanan bangsal ini, terdapat replika area Kraton Jogja sehingga memudahkan para wisatawan memahami betapa luas dan megahnya Kraton Jogja ini.
[caption id="attachment_388331" align="aligncenter" width="504" caption="Bangsal Mangunturtangkil (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_388332" align="aligncenter" width="504" caption="Bangsal Mangunturtangkil (Dok.Pri)"]
[/caption]
Di sekeliling Bangsal Mangunturtangkil ini terdapat puluhan stand pameran benda pusaka dan kerajinan yang sayang jika dilewatkan. Ada apa saja di sana? Yuk kita masuki satu per satu:
1. Kerajinan Tandhuk
Stand ini memamerkan berbagai barang hasil kerajinan yang dibuat dari tanduk binatang asli.
[caption id="attachment_388336" align="aligncenter" width="482" caption="Pameran Kerajinan Tanduk (Dok.Pri)"]
[/caption]
2. Kerajinan Tembaga dan Kuningan
Stand ini memamerkan berbagai pernak pernik khas Jogja yang terbuat dari tembaga dan kuningan yang memiliki harga jual tinggi. [/caption]
[caption id="attachment_388337" align="aligncenter" width="482" caption="Pameran Kerajinan Tembaga & Kuningan (Dok.Pri)"]
3. Kerajinan Gamelan
Di stand ini belum terlihat siap untuk memamerkan gamelan karena masih dalam proses renovasi.
[caption id="attachment_388338" align="aligncenter" width="482" caption="Pameran Kerajinan Gamelan (Dok.Pri)"]
[/caption]
4. Kerajinan Perak
Stand ini menawarkan banyak perhiasan dan aksesoris yang terbuat dari perak. Mengingat bahwa di daerah Kotagede Jogja adalah pusat industri perak, maka tak heran jika stand ini juga dikerumuni oleh pengunjung.
[caption id="attachment_388339" align="aligncenter" width="482" caption="Pameran Kerajinan Perak (Dok.Pri)"]
[/caption]