Lihat ke Halaman Asli

Suami Anda Perokok Berat? Lakukan Hal-hal Berikut Ini

Diperbarui: 25 Januari 2016   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - berhenti merokok (Shutterstock)

Anda Perokok? Atau, punya teman, keluarga, saudara yang tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan merokok? Atau suami (istri) anda yang masih merokok hingga saat ini? Jika iya, luangkan 3-5 menit untuk membaca ulasan ini.

Merokok bukanlah gaya hidup yang sehat. Namun memang susahnya minta ampun untuk menasihati perokok. “Menghisap sebatang rokok sama dengan mengurangi umur kita satu hari”, demikian slogan yang kerap kita pakai untuk mengingatkan para pecandu rokok. Namun dasar perokok, selalu saja banyak alasan untuk membela diri. Misalnya, ada yang berkata, “Merokok satu batang bisa membikin pikiran cerdas dan hati bahagia. Cerdas dan bahagia setelah merokok bisa memperpanjang umur 2 hari”.

Untuk itu, temukan cara yang sedikit bijak dan cerdik dalam mengatasi suami Anda yang menjadi bagian dari PKBI (Perokok Kelas Berat Indonesia). Beberapa hal di bawah ini adalah tips yang perlu anda perhatikan.

Kreatif dalam Persuasi

Premis mendasar yang tidak terbantahkan adalah bahwa setiap orang tidak ingin sakit. Siapapun tidak ingin masuk rumah sakit. Baik perokok maupun bukan perokok sama-sama sepakat dengan hal ini. Namun tidak semua orang mau menyadari bahwa untuk tidak sakit, harus ada usaha. Salah satunya adalah dengan menjauhi rokok.

Masalahnya, perokok adalah makhluk di dunia ini yang paling bandel untuk diingatkan. Apalagi jika cara mengingatkannya dengan pendekatan kuliah, ceramah atau penyuluhan kesehatan. Ingat, logika medis hanya bisa diterima oleh perokok saat mereka mengalami dampak secara langsung. Kita banyak menjumpai tobatnya perokok pasca meringkuk di IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan divonis mati sama dokter jika tidak berhenti membakar tembakau.

Tentu kondisi terlambat seperti itu tidak ada yang menghendakinya. Karenanya, kreatiflah dalam melakukan kampanye anti-rokok di rumah anda. Tidak efektif memilih cara mengomel dan menakut-nakuti. Karena perokok bukan anak kecil. Apalagi menangani dengan gaya densus 88, merampas rokok, melumatkan, dan membuang di depan matanya. Dijamin, karena ndongkol, rokok yang dia hisap akan lebih banyak lagi. Bahkan bapaknya anak-anak itu menjadi tidak krasan di rumah. So, pilihlah cara kreatif hingga suami Anda dengan "suka rela" mengurangi rokok.

Andalah yang paling mengenal karakter suami Anda. Jika anda bisa menasehati dan mempengaruhi secara langsung dan itu efektif, lakukanlah. Jika masalah rokok menjadi sangat sensitif, jangan lakukan persuasi secara langsung. Pinjamlah tangan orang lain atau sesuatu yang lain. Misalnya dengan membelikan buku tentang bahaya merokok. Pilih buku yang bagus, yang menyentuh aspek psikologis, yang membangun kesadaran.

Atau jika anda menemukan artikel atau poster yang menarik tentang rokok, simpanlah. Sewaktu-waktu taruhlah di meja atau di tempat yang mudah dijangkau suami Anda. Kesankan keberadaan artikel atau poster tersebut hadir “tanpa sengaja”. Laki-laki kadang memang terlalu angkuh. Dia lebih suka mendapatkan pencerahan dari usahanya sendiri, daripada dari orang lain. Cara-cara seperti ini mungkin bisa jadi amunisi yang mengena. Tinggal bagaimana Anda melakukan improvisasi.

Yang lebih ampuh sebenarnya meminjam tangan dokter untuk memberikan nasehat. Datangi dokter keluarga anda. Singgung sedikit tentang rokok, maka sang dokter akan banyak berceramah tentang bahaya merokok. Meski belum tentu manjur, namun nasehat dokter pasti akan lebih dipertimbangkan.

Selain dokter, bisa juga meminta bantuan orang lain yang dianggap dekat. Seperti anak, orang tua, guru spiritual dan sebagainya. Jika anda memimpikan sang suami berhenti merokok, kerahkan berbagai kemungkinan yang bisa menjadi pintu ikhtiar. 

Batasi Ruang Gerak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline