Lihat ke Halaman Asli

Sunyi

Diperbarui: 24 Mei 2018   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam yang indah dan penuh berkah tak menemaniku saat ini. Entah pergi jauh kemana sang purnama melewati persinggahannya. Aku disini bersama Sang Pencipta, namun kujuga membutuhkan bahu sandaran peringan beban. 

Aku sadar bahwa tangisku takkan mampu membuat semuanya berubah menjadi baik seperti sedia kala. Apa dayaku jika sudah takkuat menahannya ? Meneteskan kubangan air mata yang sudah tak tahan ingin mengalir mengikuti alunan perasaan adalah jalan satu-satunya untuk membuang kekacauan, hanya sementara.

Di terasingan seperti ini, dimana aku tak menemukan titik terang dalam kegelapan. Hanya aku sendiri... Dalam kesendirian, dibalik bilik batu bata yang tersusun rapi nan tinggi ini, banyak sekali kegundahan yang terpendam. 

Sampai kapan semuanya akan seperti ini ? mungkinkah diriku yang tak mengerti keadaan, entahh apa yang salah sehingga semua yang terjadi selalu mengarah pada apa yang kulakukan.

Semoga hal ini tak terjadi pada kehidupanku yang selanjutnya sudah pada kehidupan yang baru.

#RWI_Kompasianer




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline