Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Keistimewaan Orang Beriman dan Berilmu di Hari yang Allah Janjikan

Diperbarui: 26 Juni 2023   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kiamat (Pixabay.com oleh TBIT)

Disclaimer: Mohon dibaca disclaimer ini, tulisan ini hanya ditujukan untuk orang orang yang memegang teguh Rukun Iman dalam keyakinan Islam pada umumnya, jika ditemukan pertentangan di kolom komentar atas kritik dan pernyataan tidak berdasar, maka itu sepenuhnya tanggungjawab pembaca yang mengomentari, dan beliau diminta pertanggungjawaban atas dalihnya dari komentar tertulis kelak di hari Kiamat, untuk menunjukan siapa yang benar dan siapa yang salah dimata seluruh makhluk yang menyaksikan.

Al-Qur'an menegaskan melalui surah Al-Mujadillah ayat 11, bahwa Allah meninggikan derajat orang beriman dan beberapa derajat bagi orang berilmu.

Artinya Allah membangkitkan orang-orang beriman atas rukun Iman yang ia pegang semasa sebelum menjelang hari dimana pintu taubat ditutup. Yang mana orang-orang yang baru beriman saat itu atas kebenaran Al-Qur'an dan Sabda Rasul Muhammad Saw perihal hari kiamat dan keterangan lainnya, tidak diterima imannya dan tidak termasuk orang-orang yang dibangkitkan. 

Orang yang dibangkitkan segala potensi dan kualitas badannya saat itu untuk menghadapi kengerian Invasi Yajuj Majuj termasuk orang-orang yang selamat lagi beruntung, sementara bagi yang tidak terbangkitkan, maka mereka menjerit ketakutan dan meminta pertanggungjawaban orang-orang yang mempengaruhinya agar tidak mengimani petunjuk Allah dan Rasul, sehingga terjadi huru-hara atas orang-orang yang tidak beriman.

Dan Hadits Riwayat Ahmad - 21.693 menegaskan akan kewajiban muslim untuk mengetahui hak orang berilmu.

Jadi apabila ada seorang yang mengaku beragama Islam namun ia mendewakan Adab dan merendahkan ilmu melalui kata-katanya. Sejatinya ada kemungkinan bahwa ia ingin dihormati dan dihargai karena kepemilikan ilmu yang dimilikinya, namun tidak mau mendengarkan dan mengetahui kebenaran orang yang memiliki ilmu yang lebih tinggi darinya, sekalipun usianya lebih muda darinya. Sebagaimana perlakuan Rasul Muhammad kepada Sayyidina Ali, padahal Ali usianya lebih muda dari Rasul, namun memperoleh keistimewaan dari Rasul.

Baginda Rasul pun tegas tidak mengakui orang-orang seperti itu (yang tidak mengetahui hak orang berilmu sekalipun ia berusia muda darinya) di hari dimana seluruh makhluk dikumpulkan di padang Mahsyar sebagai umatnya.

Barangsiapa yang mengadakan kesepakatan dengan orang-orang yang berpaling dari apa yang disabdakan Rasul perihal keutamaan derajat orang-orang berilmu yang memiliki amanah besar untuk menyampaikan ilmu demi terangnya dunia dengan pengetahuan sebelum terjadinya kiamat, maka mereka termasuk Musuh-Musuh Allah yang kelak Allah binasakan dunia hingga akhirat.

Sebagaimana sudah saya pertegas dalam tulisan saya sebelumnya: Harmonisme Adab dan Ilmu

Maka beruntunglah orang-orang yang mempertahankan Imannya dan selalu menuntut ilmu sampai hari kiamat tiba. Sesungguhnya dalam mempertahankan iman dan memperoleh ilmu itu, ada ujian-ujian yang mesti ditempuh demi menegaskan derajat iman dan ilmu seorang hamba Allah.

Cimahi, 26 Juni 2023.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline