Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

[Ilmu Tingkat Tinggi] Aktivasi Ilmu Laduni dan Derajat Orang-orang Saleh di Mata Allah dan Malaikat

Diperbarui: 7 Juni 2023   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang saleh (pixabay.com - Keyword: Religious Islam)

Kebaikan menempati urutan tertinggi dari segala sifat yang ada di alam semesta. Kebaikan mencakup sifat pemeliharaan dalam alam semesta.

Bhagavad Gita menerangkan dalam Bab 14 Sifat Alam Material. Diantara tiga sifat alam pembentuk semesta yakni: Sattvam (Kebaikan), Rajas (Nafsu), dan Tamas (Abai/Kegelapan). 

Sattvam atau Kebaikan merupakan sifat sifat yang dimiliki dan dicintai oleh para Malaikat atau Dewa. Sementara sifat Rajas dimiliki ras Rakshasa atau Iblis, dan sifat Tamas dimiliki ras Setan (seperti hantu dan lainnya).

Oleh karenanya Orang-orang Saleh pastilah diliputi sifat kebaikan yang paripurna. Sebenar-benar orang saleh adalah orang yang dicintai Allah dan Malaikat-Nya. Artinya orang-orang saleh yang sudah diakui derajatnya oleh semesta, berada dalam perlindungan para Malaikat Allah.

Kisah Orang-orang Saleh yang diakui para Malaikat

Kita bisa menengok Kisah Arjuna di Epic Mahabharata yang kedudukannya adalah sahabat Sri Krsna yang paling dia (Krsna) cintai disebabkan kesalehan Arjuna yang terjaga, yang mana Sri Krsna itu sendiri adalah Rajanya para Dewa/Malaikat. Arjuna selalu bersama dengan Sri Krsna baik secara fisik/jasmani maupun rohani, artinya Arjuna berada dalam perlindungan Sri Krsna itu sendiri, hingga mendapatkan wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa yakni turunnya kitab suci Bhagavad Gita melalui Sri Krsna kepada Arjuna di medan perang kurukshetra.

Sementara untuk kisah Religius Islami, kita bisa menengok Kisah Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril. Terkisah dakwah Nabi Muhammad ditolak di Thaif, dan Nabi mengalami kekerasan yang tidak dibenarkan semasa dakwah. Malaikat Jibril yang murka karena perilaku penduduk Thaif yang diperbuat kepada Nabi Muhammad yang amat ia cintai. Jibril menawarkan untuk menghancurkan peradaban Thaif dengan menghantam gunung-gunung di Thaif. Namun karena kesalehan Muhammad yang terjaga, beliau tidak dendam melainkan mendoakan keselamatan anak cucu dari penduduk Thaif yang dimasa depan kelak menjadi umat Muhammad.

Kesalehan yang terkisah diatas adalah salah satu jalan untuk mengaktivasi penguasaan Ilmu dari Sisi Allah atau yang dikenali Ilmu Laduni. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi ayat 65. Dalam ayat surat tersebut, "Ilmu dari Sisi Kami" berarti Ilmu yang diturunkan kepada seorang hamba tanpa media perantara, melainkan karena rahmat Allah semata.

Selama kita diliputi sifat-sifat saleh, yang turut serta dalam pemeliharaan makhluk dan alam, selalu terlibat dalam derma, perjuangan yang sarat moralitas, serta pelayanan tulus semasa hidup, maka jalan untuk memperoleh Ilmu Laduni kemungkinan besar kita dapatkan.

Yang perlu dihindari untuk memperoleh ilmu laduni diantaranya:

  • Dendam
  • Ghibah

Dendam dan Ghibah dapat mengurangi kebaikan seorang bagi kualitas pikirannya. Sebagaimana rumusan:

Kebaikan adalah sifat yang dicintai para Malaikat, maka jika seorang memiliki kualitas pikiran yang baik secara keseluruhan (paripurna), malaikat menjaga pikiran seorang hamba Allah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline