Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Inspirasi dari Film Masa Remajaku: Negeri 5 Menara

Diperbarui: 5 April 2023   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreasi Rian (Dokpri dan ebooks.gramedia.com)

Hai sahabat pecinta Film!

Mohon izin sahabat Kompasianer dan Pembaca, saya ingin kembali memeriahkan Event Ramadan di Kompasiana! Heheheh!

Kisah hidupku benar-benar terinspirasi dari Film yang kutonton saat masih remaja kala itu, yakni Negeri 5 Menara.

Saya sejak kecil mendambakan menjadi seorang Bj. Habibie saat masih berusia lima tahun, bersekolah negeri di Cimahi dengan sukses dari SMP (di SMPN 1 Cimahi) hingga SMA (di SMAN 2 Cimahi). Namun harus pupus harapan sudah saat duduk di bangku kelas tiga SMA karena sakit parah secara psikis tak dapat ditemukan secara medis penyebabnya saat itu, hingga harus mengalami perjalanan dan petualangan spiritual panjang selama 10 tahun lamanya hingga kini saya duduk di depan layar untuk mengisahkan kisah ini untukmu dan dirimu tentunya.

Saya kembali menonton Film Negeri 5 Menara kemarin, karena ingatan saya samar-samar mengingatnya dan ingin menikmati karya film luar biasa ini kembali. Dan berikut adalah relevansi kisah perjuangan saya dengan Film Negeri 5 Menara. Berikut poin-poin yang menginspirasi masa saya menuntut ilmu dan meraih kesembuhan dari sakit yang saya derita.

Cita-Cita Alif untuk bersekolah di ITB pupus karena Ibunda memperhatikan nasib Umat Islam

Alif sempat ingin mengagalkan tesnya (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)

Alif pemeran utama film ini, merasakan kekecewaan yang berat. Dengan setengah hati, ia menuruti kemauan Ibunda tercintanya, karena Alif dimata Ibunya memiliki potensi yang dimiliki oleh Buya Hamka saat itu untuk memperjuangkan nasib Umat Islam. Harapan bersekolah di ITB pun pupus. Dan Ia mengikuti tes di Pesantren yang ada di sebuah desa di Jawa Timur, walau sempat ragu dengan scene memberikan jawaban tes yang salah dengan sengaja. Pada akhirnya ia ingin menyenangkan hati kedua orangtuanya dengan menjawab tes dengan benar. Dan Alif dinyatakan lulus.

Harapanku untuk kuliah di Kampus Negeri Paling Favorit pun pupus

Saya benar-benar jatuh kala itu. Nilai raporku turun drastis karena tidak mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar) semester 1 kelas 3 dengan semestinya dikarenakan izin tidak masuk sekolah selama berbulan-bulan karena sakit psikis yang parah. Saat itu raporku di kelas 1 dan 2 benar benar mengagumkan karena konsisten peringkat pertama. 

Namun yang disayangkan karena saat kelas 3 semester 1, nilai anjlok dengan meraih peringkat ke-2 dari belakang (tahulah sahabat apa artinya itu), impian untuk mendapat jalur undangan ke Perguruan Tinggi Negeri Favorit sirna, dan juga saya harus mengulang kelas 3 di sekolah lain yaitu di SMAN 1 Cimahi untuk dapat mengikuti UN, karena saat itu saya tidak dapat mengikuti UN ketika di bangku kelas 3 semester akhir SMAN 2 Cimahi.

Saya sempat vakum setelah kelulusan dari SMAN 1 Cimahi, dan mendapatkan hasil UN yang pas-pasan tetapi memenuhi persyaratan lulus. Saya berkelana bersama Ayahanda dan Ibunda untuk meraih kesembuhan. Hingga pada akhirnya setelah saya dinilai mampu untuk belajar, hingga saya bisa melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi swasta yaitu Akademi Akuntansi Bandung (A2B) sampai lulus, sembari mengalami proses pengobatan sambil menuntut ilmu spiritual dari para guru pada saat itu karena saya sakit-sakitan baik fisik maupun psikis. 

Man Jadda Wa Jadda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline