Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hikmah Keutamaan Shalat untuk Hari Berbangkit

Diperbarui: 16 Januari 2023   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hikmah Shalat (islam.nu.or.id)

Hai sahabat Pembaca!

Betapa indahnya Hikmah Shalat, yang termaktub dalam bacaan Doa Iftitah yang dibaca dalam hati saat setelah takbir dan sebelum membaca surah Al-Fatihah (Pada rakaat Pertama), seperti yang dicontohkan Baginda Rasul Muhammad S.A.W pada saat beliau Syiar Islam.

Saya lebih condong pada bacaan Iftitah yang umum dibacakan oleh Kaum Muslimin di Tanah Air Indonesia, yang berbunyi terjemah kutipannya dari bahasa Arab:

"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan alam Semesta."

Shalat adalah jalan keselamatan bagi Umat Muslim untuk kelak menghadapi Hari Berbangkit dan amalan yang pertama kali dihisab Allah S.W.T sebelum menghisab amalan kebaikan lainnya. Ibaratkan angka 1 dan 0, maka Shalat adalah angka 1 dan amalan kebaikan selain shalat adalah angka 0. Tanpa Shalat yang sah lagi benar bagi Ajaran Islam, maka amalan kebaikan adalah suatu kesia-siaan yang tiada nilainya (seperti angka nol) untuk memempuh perjalanan menuju Surga Allah yang kekal nan penuh kenikmatan. 

Shalat adalah bentuk perwujudan penghambaan yang paling utama kepada Allah Azza Wa Jalla Sang penguasa Langit dan Bumi, maka bagi yang hendak ingin memasuki Surga Allah yang kekal, manusia yang penuh tunduk hati menjadi penyembah Allah S.W.T diwajibkan untuk berdiri dengan kepala tunduk (menunjukkan ketawadhuan di hadapan Allah), ruku sujud, dan duduk diantara dua sujud, yang merupakan suatu tanda bahwa seluruh anggota tubuh kita digerakan untuk menyembah Allah.

Apakah wujud nyata dari filosofi angka 1 dan 0 tersebut? Dengan shalat yang benar dilakukan semasa hidup di alam dunia. Maka kita memperoleh badan manusia kekal (selalu muda, bebas dari penyakit dan tidak pernah menua) yang layak untuk memasuki Surga Allah yang penuh kenikmatan pada hari kebangkitan tersebut. Dan amalan kebaikan lainnya dilakukan semasa hidup di alam dunia yang diakui karena lolos shalatnya saat hisab, menjadi pelengkap kenikmatan surga yang tiada batas lagi kekal abadi.

Maka bagi orang-orang munafik yang menyatakan dirinya Pemeluk Ajaran Islam namun mempermainkan ibadah shalat dengan meninggalkannya secara sengaja, hingga menunda-nundanya sampai tidak dikerjakan. Mereka semua pasti merugi karena tidak memperoleh badan manusia kekal yang layak untuk memasuki Surga Allah S.W.T (melainkan badan yang kekal untuk mendapat azab siksa neraka), akibatnya saat melewati titian shirat, mereka terjatuh dalam jurang dasar api neraka.

Segala gerakan shalat adalah wujud penghambaan yang benar baik secara jasmani dan rohani. Maka barangsiapa benar dalam shalatnya, ia selamat dari kengerian hari Berbangkit maupun saat dibangkitkan di alam kubur menghadapi kengerian Hari Berkumpul (Yaumul Mahsyar) dan bagi yang tetap bertahan di muka bumi, selamat menghadapi fitnah Yajuj Majuj yang penuh berbuat kerusakan.

Tubuh kita yang sudah dibangkitkan Allah melalui persaksian shalat kita dimata-Nya. Niscaya selamat dari siksa dan kengerian hari Berbangkit.

Shalat Berjamaah di Masjid (travel.kompas.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline