an.
Diriku syahdu menderma tuk seluruh dunia.
Dimulai dari kata hingga tindakan.
Dari tindakan hingga kebiasaan.
Hingga nampak jati diriku di mata setiap orang.
Lembaran-lembaran kehidupan tertuliskLembaran-lembaran kehidupan mulai terbaca.
Saat itu aku berjuang untuk seluruh dunia.
Walau tanpa harta benda.
Melainkan melalui sebuah pena.
Tertulislah segala dermaku dalam lembaran kertas.
Izinkan diriku menuliskan tanya pada benakmu.
Semoga diri ini terkenang selalu.
Siapakah aku dalam ingatanmu?
Ketika aku tiada darimu?
Tak lagi bersamamu?
Tertanda.
Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 28 November 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H