Lihat ke Halaman Asli

Rian Umbu

Penulis Jalanan

Orangtua Pinjam Uang Demi Mewakili SBD

Diperbarui: 28 Januari 2021   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bung Hilla (Dokpri)

Kisah yang sungguh dramatis di alami oleh seorang pemuda yang berbakat dalam dunia sepak bola. Pemuda itu mencoba melewati segala polemik yang hendak menghentikan langkah kakinya dalam mewujudkan mimpi kecilnya. Kisah yang tak biasa di alami oleh pemain dilapangan hijau pada umumnya.

Sebut saja, namanya bung hilla yang akrab disapa di dunia organisasi GMNI. Bung Hilla berasal dari Desa Ramadana, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Bung Hilla sudah menghabiskan sisa hari santainya dengan bergulat di lapangan hijau. Dia adalah anak dari kedua pasangan suami istri yang hanya memiliki pekerjaan sebagai petani. Bung Hilla juga masih berstatus mahasiswa aktif di STIMIKOM Stela Maris Sumba.

Dirinya tidak menyangka bahwa akan ada kompetisi terbesar yang akan dilakukan di bumi cendrawasi. Ya...Pekan Olahraga Nasional(PON). Di kesempatan itu, dirinya tak mau ketinggalan untuk tidak ikut berkompetisi. Setelah dirinya mendapatkan kepercayaan untuk mewakili SBD ke tingkat propinsi untuk mengikuti seleksi peserta. Di situ, niatnya hampir pupus. Hanya karena situasi ekonomi keluarga yang tidak bersahabat.

Namun, tak membuat dirinya untuk menghentikan langkah kaki dalam berjuang. Bung Hilla terus berjuang untuk bisa mendapatkan biaya transportasi untuk lekas "terbang" ke ibu kota propinsi. Dirinya mendatangi pemerintah daerah SBD lewat Asosiasi Kabupaten, guna meminta dukungan moril maupun material. Tapi, harapannya hampir luntur, karena dirinya hanya mendapatkan rekomendasi. Tanpa diberi dana sedikitpun oleh instansi terkait.

Kisah perjuangannya tak sebatas itu. Ia juga mencoba mendatangi Bupati SBD, namun ia tak mendapati orang nomor satu di Kabupaten SBD ini. Apa boleh buwat? harapan besar yang dimimpikannya hampir luntur.

Bung Hilla hanya bisa berpasrah pada Yang Maha Kuasa. Waktu pun menjawab doanya. Tak terduga. Orangtuanya mendapatkan pinjaman uang sebanyak 500 ribu. Dirinya sangat bersyukur. Melihat masih ada kekurangan, dirinya mencoba mendatangi seorang bapak tua yang juga bapak saudara guna meminta dukungan dan menceritakan semua kekurangannya. Berkat dukungan yang iklas, akhirnya bung Hilla mendapatkan penambahan dana dari bapak saudaranya sebanyak 800 ribu.

Dengan total dana Rp 1.300.000.00 itu, menjadi modal utamanya menuju Soe untuk mengikuti seleksi. Tak disangka, perjuangannya selama di SBD terbayarkan dengan dinobatkan dirinya sebagai pemain terbaik untuk mewakili SBD dibandingkan dari kedua rekannya.

Dengan rasa bangga, dirinya pun mengakui akan apa yang menjadi perjuangannya terbayarkan dengan hasil yang dirinya harapkan. Rasa syukur pun menjadi keabahagiaan dirinya. Bangga bisa menjadi putra terbaik dari SBD yang bisa mengharumkan nama SBD di dunia sepak bola. Yang walaupun, kebijakan PEMDA lewat ASKAB SBD tidak berkontribusi.

Singkat cerita, bung Hilla hanya bisa mengharapkan doa dari masyarakat SBD untuk tetap berkompetisi di seleksi terakhir yang akan diselenggarakan di Surabaya. Dirinya sangata mengharapkan, biasa mewakili NTT untuk mengikuti PON di Papua nantinya.

Semoga apa yang menjadi mimpi bung Hilla terwujud demi nama baik kabupaten Sumba Barat Daya. Tetaplah rendah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline