Lihat ke Halaman Asli

Rian Umbu

Penulis Jalanan

Seret Dia, Tarik Dia, Jangan Viralkan

Diperbarui: 17 November 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri. Begitulah ucapan Bung Karno untuk Negara Indonesia kita ini.

Hal terkesan, saya sangat mengalami dimasa reformasi ini. Di mana, perjuangan mahasiswa selalu dibungkam dwngam berbagai sugestif. Hari itu, Senin,16 November 2020, organisasi eksternal kampus yang tergabung dalam cipayung Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia(GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia(PMKRI) melakukan aksi perdamaian di POLRES SBD dan DPRD SBD menuntut keadilan yang menimpah saudara Mario.

dokpri

Aksi yang berjalan lancar mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Ketertiban dan kenyamanan dalam perjalanan sangat kondusif. Namun sayangnya, dinamika kecil yang panas terjadi pada saat diskusi diruang banggar DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya. Dinamika tersebut terjadi ketika Cipayung mempertanyakan kode etik DPRD SBD.

dokpri

Argumentasi demi argumentasi mulai bermunculan yang alhasilnya memunculkan perdebatan. Saat itu, ada salah satu anggota DPRD yang memukul meija karena tidak menerima pernyataan cipayung. Saling menunjuk dalam diskusi juga menjadi warna dalam mengadu argumentasi. Dan akhirnya, DPRD SBD mengakui bahwa belum memiliki kode etik terbaru dimasa jabatan 2019-2024.

Ketika salah seorang peserta demo berbicara menyampaikan pandangannya, karena melihat salah satu anggota yang memukul meija dalam ruangan, tiba-tiba pemimpin diskusi langsung meminta untuk menyeret dan menarik keluar. Namun hal tersebut tidak sempat diindahkan oleh pihak keamanan. Kwjadian itu, meyakinkan saya bahwa otoriter wakil rakyat yang tidak menerima kritikan rakyat sangat nampak.

dokpri

Anehnya, ketika dari pihak DPRD SBD berbicara tanpa mendapatkan ijin dari pemimpin diskusi yang juga wakil ketua DPRD SBD tidak dikecam untuk keluar. Ada apa? Ko...pemimpin diskusinya sepihak? apa karen kami(peserta aksi) hanya rakyat kecil?

dokpri

Syukurlah, dinamika tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singakat. Dan seusai dinamika, pemimpin diskusi yang juga DPRD meminta peserta aksi agar tida viralkan dinamika tersebut. Di situ, ada hal lucu yang terjadi, apa yang dikwatirkan sehingga meminta untuk tidak viralkan dinamika itu?

Nah...dari alkisah di atas, saya membuktikan ucapan Bung Karno, bahwa perjuangan kita akan sulit karena melawan bangsa sendiri.

dokpri


Semoga Kabupaten Sumba Barat Daya dijauhkan dari tindakan permanisme, otoriter dan kekerasan.

Merdekaaaa....!!!!

Klik Link di Bawah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline