Pemilihan umum secara serentak yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPR RI, DPR Propinsi, DPRD kabupaten yang diselenggarakan 14 April 2019 yang silam telah usai. Sementara momen terpenting hang dinanti-nantikan rakyat Indonesia adalah ucapan selamat Prabowo-Sandi atas kemenangan Jokowi-Ma'aruf. Momen yang dinantikan-nantikan akhirnya menjawab pertanyaan publik. Hal menarik itu terjadi, ketika Jokowi dan Prabowo bertemu di stasiun MRT.
Namun, saat ini masih sementara hangat dibicarakan keberalihan kubu Palrabowo-Sandi ke pemerintahan yang baru.
Ada yang mengharapkan bisa bergabung, ada juga yang mengharapkan supaya tetap oposisi. Nilai postif yang dapat kita ambil, kalau prabowo bertahan sebagai oposisi adalah bisa menjadi salah satu lembaga organisasi parpol yang mengawasi kinerja Presiden. Artinya akan ada kritikan-kritikan positif yang bersifat inovatif ketika melihat kejanggalan kinerja Presiden dan Wakil Presiden yang tidak sesuai janji kampanye.
Seandainya, kalau semua parpol oposisi hengkang dari oposisi, parpol mana lagi yang akan bersuara mengkritiki kinerja pemerintahan?
Sehingga, pembelajaran berharga akan ada kalau ada parpol yang bertahan sebagai oposisi. Maka dari itu, biarkan Gerindra sebagai oposisi tanpa ada jaminan jabatan atau bujukan lainnya untuk memengaruhi pendiriannya ke pemerintahan.
Lebih baik, para pengamat, politikus atau pun kritikus membicarakan metode atau strategi untuk kemajuan negara tercinta kita 5 tahun kedepannya selama kepemimpinan pemimpin terpilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H