Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Hikayat Petani

Diperbarui: 24 September 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Hikayat Petani
Oleh: Riami

Di musim kemarau
Petani mengumpulkan peluh untuk mengairi sawah

Bulan, bintang, dan kunang-kunang adalah teman terindahnya di tengah sawah
Jangkrik menertawakan keuletannya dalam berburu air

Masih harus sabar menunggu berbulan bulan lamanya, padi merunduk dan menguning
Kadang masih berebut dengan laparnya perut burung

Bila sedang beruntung tikus hanya lewat di pematang
Bila tak beruntung padi setengah tua adalah makanan empuk buat tikus sawah

Masih tegakah engkau
Masih menawar-nawar harga beras dari tetes peluh yang mengering?

Senja dan bulan sabit, adalah teman berzikir menekuri nasip
Lumpur adalah teman bersyukur yang tak pernah luntur
Mengeja nikmat di tanah leluhur

Bukit Nuris, 24 September 2021
Selamat Hari Tani Nasional 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline