Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Pijar Cita

Diperbarui: 4 September 2021   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Pijar Cita

Kerlipmu boleh kecil, sekecil asaku yang selalu kupintal dalam dada
Agar tetap hangat hingga menuju langit

Meski jika kubesarkan nyalamu, hidungku jadi hitam berjelaga di esok hari
Tapi masih tetap ada sepotong doa yang setiap hari diantar ibu di samping tikar pandan
Untuk sebuah cita-citaku

Di sinilah bernyala cita
Dan bisikan bapak tak pernah padam seperti nyalamu
"Teruskan cita-cita, sebab zaman akan berubah. Dan ketika kelak kau telah menghitung sukses, pasti tak kau lupa, doa yang menyala bersama nyala teplok."

Lalu terus kukejar bayang keinginan
Setiap lampu teplok dimatikan kusongsong fajar di ufuk timur
Dengan kaki telanjang berangkat sekolah

Bukit Nuris, 2021
Riami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline