Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi: Selamat Jalan Hujan

Diperbarui: 6 Mei 2021   05:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat Jalan Hujan

Oleh: Riami

Aku tahu, kau sudah melambaikan tangan perlahan mulai bulan Maret. Selama hampir satu semester kita bercengkerama kadang senyummu hingga meluap. Hujan, tapi aku akan merindukanmu ketika debu itu mulai menyapaku.

Bayang akan rindu
kepada rintik
menggelitik
kalbuku

Begitulah ketika musim harus berganti, gigil diri menjadi meriang di penghujung waktu.
Tapi aku tak kan menjadi gulma yang cengeng sepanjang waktu.
Ketika takdir harus bertemu kemarau, kan kusimpan air kehidupan meski tinggal sedikit semoga cukup sepanjang waktu.

Kemarau di sini
pengganti musim
hujan lalu
berpamit

Buah rindu yang kutanam di musim hujan, kini mulai bersemi. Bunganya mekar, juga tumbuh bakal buah. Dalam rentan kemarau kau akan jadi peneduh jiwa-jiwa yang retak oleh terik mentari. Dan akarmu akan menyimpan air rinduku hingga musim hujan datang lagi ke dalam rengkuhku.

Bukit Nuris, Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline