Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Butiran Padi Itu

Diperbarui: 25 September 2020   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Butiran Padi Itu

_para petani_

sehamparan sawah yang hijau
bercerita pada burung, pada angin, ia telah kirimkan segudang padi hasil cucuran keringat para petani

matahari bersinar, menembus punggung hingga hitam
keringat pun kering, dan menjelma menjadi nasi yang pulen
pernahkah kau berfikir ketika menikmati sepiring nasi?

dalam putih nasi yang mengepul, ada semangat yang menggelora
membajak sawah tiada henti

deru mesin telah menggantikan kerbau dan sapi
tapi adakah kelak yang menggantikan otot kekar yang rela terbakar di terik mentari demi nasi yang kita nikmati

satu lagi adakah yang bisa memberi jawab
atas kecemasannya? atas tanya ke mana itu lahan sawah  makin menyempit? atas kekhawatirannya, kemana kelak generasi mendapatkan beras dan nasi?

oh, ronta kerongkongannya yang kering tak dihiraukan
yang di harap hanya buliran padi yang panjang mampu menyentuh hati generasi

dan pematang sawah itu menjadi saksi
kaki-kaki perkasa melumat lumpur
yang tak pernah mengotori piring saji
bahkan hati sucinya tak pernah membayangkan lembar daun padi yang mengering bisa jadi lahan uang buat tengkulak yang datang di senja hari

dan jari-jari yang kian keriput telah sekian puluh tahun menyuapi anak negeri
hingga bisa menahan lapar yang menggerus usus setiap hari

bagaimana kabarmu hari ini wahai petani?

Bukit Nuris, 25 September 2020
~ Riami ~

Sebuah Kado Hari  Tani Nasional Indonesia, 24 September 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline