Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Laut Berduka

Diperbarui: 29 Juli 2020   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Laut Berduka

Laut menangis, sampah-sampah plastik terapung
Darurat populasi laut
Tidakkah kau takut menjadi darurat kesehatan manusia
Sampah mengancam ekologi dengan ganas!

Terumbu karang berteduh di bawah sampah plastik
Napasnya tersengal, udara dan cahaya matahari tertebas racun plastik

November berduka, paus tewas di Taman Nasional Wakatobi, perutnya penuh peluru plastik

Oh! Sampah plastik semakin menggila! 700 kantong pertahun? Ini benar-benar gila
Coba bayangkan jika manusia hidup di laut
Mampukah makan plastik?

Alangkah ngerinya jika ikan-ikan itu dimakan  anak cucu kita, mungkinkah gizi polusi plastik?
Oh Tuhan....

Sampah plastik terhempas, pecahlah partikelnya menjadi mikroplastik yang siap membunuh ikan-ikan

Ikan menjadi santapan kita, ternyata sudah lama makan plastik! Mengerikan! Kita manusia plastik? Benarkah?

Laut menjerit, tapi jeritnya belum terdengar, semakin hari jeritnya semakin lirih
Laut terkapar dalam gunung sampah

Catatan sumber Informasi:
Kompasiana.com, 29 Juli 2019
"Laut Indonesia Darurat Sampah Kita Harus Bagaimana" Oleh Penny Lumbaraja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline