Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Kuda Lumping

Diperbarui: 15 Juli 2020   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kuda Lumping


Tarian indah mendayu, musik mengiringi lenggok penari dengan kuda anyam dari bambu

Kemenyan dibakar, aroma mistisnya membuat penari  bergerak kian seru, napas terengah
Cetar bunyi pecut sang pendekar menjadi penyemangat dan penari semakin menggila

Mata memejam mengunyah bara api
Oh kuda lepas dari pegangan
ndadi  beling dikunyahnya juga,  ngeri! Tapi asyik

Begitulah seni budaya unik negeri kita
Yang menjadi kekayaan budaya tercinta

Terakhir ia makan bunga sesaji, layaknya makan krupuk yang kriuk dan gurih
Auum, auum, auum suara auman menandakan yang merasuk adalah mbah macan kata sang pendekar

Sungguh seni indah, penari terkapar lemas, setelah tiga sabetan mendera
Musik usai, tapi budaya tak boleh berhenti
Besuk akan ada panggung lagi

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline