Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi | Gerimis Langit dan Debu Bumi

Diperbarui: 26 Juni 2020   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Gerimis Langit dan Debu Bumi

Debu bersujud
Gerimis basahi, butiran halus kalbu, sujud mengikuti angin

Manusia, bukan malaikat, tapi sungguh tak kan sanggub menerima perih

Dalam ombak laut, pasir membawa cahaya, menampar penuh hikmah. Kesadaran bangunlah bahwa semua kelak di tinggalkan untuk menuju-Mu

Tangis terindah adalah dalam dekapan langit, takut sinar mentari selalu membias mencari kesediahan di kolong-kolong hati, sudah berlari dan sembunyi, tapi matahari selalu tahu di mana mata basah, dia ingin selalu dengan sinarnya mengambilkan tisyu buat setetes debu yang lebam oleh luka

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline