Keajaiban Napasmu Dalam Hidupku Ayah
Mungkin, tak kan bisa napasku menikmati indah dunia, tanpa kekar ototmu yang selalu berjuang untukku
Keajaiban doamu, tembus dari bumi hingga ke langit
Ayah, rasanya ingin terus berayun dalam sarung kusammu, ketika kunikmati hari-hariku. Aku rindu irama nasihatmu.
Pernah suatu senja nanda ingin mengembara ke luar pulau, tapi kau tak kan pernah izinkan itu
Engkau katakan, "Di sini adalah tempat tetindahmu."
Hari terakhir, setelah segala usaha kulakukan untuk mengembalikan kekar ototmu yang mulai melemah. Aku tak berdaya, Tuhan lebih menyayangimu dibanding aku.
Diambilnya napasmu malam itu. Aku ngilu, aku kelu, harap yang pernah kau tulis untukku dalam lembaran takdir sudah kucapai sesuai keinginanmu. Napasmu telah berpulang. Dan kau tak bisa lagi menikmati buah tanganku sepulang kerja. Tapi kuharap kau bisa menikmati hamparan doa yang tak pernah henti dari hati, dan ketulusan peluhmu semoga jadi taman surga indah. Cukup ini dulu ayah, dalam lembar baru akan kutulis lagi perjuananmu. Hatiku tak kuasa menahan pilu berpisah darimu.
Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H