Kusambut Engkau Wahai Ramadhan
Hadirmu sudah kutunggu
Aku rindu, sudah dua belas bulan aku terkapar pada urusan dunia yang tak kunjung usai
Huruf-huruf Alquran terasa menjadi pengobat, saat kau hadir dalam pandemi ini
Ya Rabbi, aku tersimpuh, tercekat latifmu yang penuh kekuatan
Diam dalam hening, di balik takbir sunyi
Harapan dalam kesederhanaan pikir, adalah keyakinan bahwa engkau sedang mengujiku
Sekaligus menyiapkan kekuatan baru yang Kau hadirkan untukku
Apalah aku, tanpa-Mu aku ngilu, di sudut ratap yang syahdu
Tapi ramadhan-Mu hadir sebagai jampi segala kepahitan di padang ilalang penuh gulma
Sebab disinilah rintihku semakin romantis, untuk bisa menemuimu pada sepertiga malam dan setiap detik napasku terasa dalam rengkuhmu
Aku menyambutmu, wahai ramadhan, tamuku yang diperintahkan Allah untuk mencuci getah-getah rasaku yang membandel
Bukit Nuris, 2020
~ Riami**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H