Di era modern, seringkali hubungan anak dengan orang tua memiliki tantangan masalah yang kompleks satu sama lain. Fenomena pembunuhan orang tua yang dilakukan anak yang sering terjadi menjadi suatu gambaran krisis akhlak dalam keluarga. Kasus-kasus yang terjadi bukannya mengejutkan masyarakat tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan keluarga. Dalam prespektif tasawuf, krisis ini muncul akibat ketidakhadiran prinsip nilai-nilai moral dan tasawuf serta kasing sayang antara anak dan orang tua dalam hubungan keluarga.
Sebagai contoh, ada seorang anak di jakarta selatan umur 14 tahun yang membunuh pada ayah dan neneknya akibat seringkali dididik keras ala VOC. Berawal pada tanggal 30 November 2024, seorang anak menyerang anggota keluarganya sehingga mengakibatkan ayah dan neneknya kehilangan nyawa, sedangkan nyawa ibunya masih bisa diselamatkan tetapi berkondisi kritis. Kenapa kejadian ini bisa terjadi? berawal dari anak tersebut umur 14 tahun sudah akselerasi dan berhasil naik kelas 10 SMA di usianya harusnya masih SMP karena dia dipaksa orang tuanya untuk terus belajar dan belajar demi kesenangan orang tuanya tetapi dia memiliki tekanan dalam berbuat atau melakukan hal tersebut. Anak memiliki hak dalam melakukan hal apapun karena yang minta dilahirkan orang tua jadi orang tua harus berempati tentang kehidupan anak. Anak sering luka batin yang semakin dipendam dan kapan saja bisa meledak sehingga bisa mengakibatkan pembunuhan orang tua. Anak sering merasa capek dengan keinginan orang tua yang tak ada habisnya, anak juga butuh kehidupan yang membangun dia untuk lebih baik dan produktif. Orang tua secara tidak sadar selalu mencari kesalahan anak, sering menganggap anak tidak bisa apa-apa sehingga harus diarahkan tetapi jika diarahkan yang berlebihan juga tidak baik buat anak. Anak bukan investasi panjang buat orang tua tetapi anugerah yang harus di jaga orang tua karena anak tidak minta dilahirkan didunia ini tetapi orang tua lah yang meminta anak hadir di kehidupan dunia ini.
Orang tua memang ingin yang terbaik buat anaknya tetapi sebagai orang tua juga harus memiliki perasaan tentang hak anak dalam kehidupannya. Anak boleh melakukan apapun yang dia mau dengan tidak melampaui batasan yang ada. Sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan keinginan yang seharusnya di capai orang tua di jaman dahulu tetapi karena gagal malah memaksa anak untuk mencapai hal tersebut karena belum tentu anak itu mau dan mampu karena anak pasti memiliki kehidupan sendiri dan mempunyai keinginan sendiri.
Dalam pandangan tasawuf memberi solusi mendalam untuk memperbaiki krisis akhlak yang terjadi dengan orang tua meningkatkan kesadaran spritual dalam keluarga, membangun komunikasi yang baik dan penuh kasih sayang, memahami mau anak dalam kehidupannya selama tidak melampaui batasan, bisa saling mengerti satu sama lain dengan hak yang diperoleh satu sama lain, bisa meningkatkan rasa syukur tentang nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Ini adalah beberapa solusi yang bisa mengurangi krisis akhlak dalm keluarga.
Dari peristiwa yang terjadi , kita dapat mengambil pelajaran yang berharga yaitu jangan memaksa kehendak kita terhadap orang lain meskipun itu anak sendiri karena anak juga memiliki hak pilihannya masing-masing. Jangan sampai berbuat keburukan yang mengakibatkan kehancuran pada kehidupan orang lain. Kita harus memahami dan mengerti tentang yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan sehingga membuat kehidupan yang harmonis dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H