Sudah jamak kiranya kalau pantai dan sungai menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun luar negeri.
Di Aceh, banyak sekali destinasi wisata dengan segala keindahan alamnya yang tak kalah dari Bali maupun luar negeri. Tinggal kitanya saja yang patut mensyukuri dan melestarikan semua keindahan itu agar bisa menikmatinya dengan baik.
Saat berjalan-jalan di hari Minggu, kami sekeluarga memilih berkunjung ke sebuah pantai di kawasan Ujong Batee, Desa Ladong, Jalan Krueng Jaya, kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh besar. Ini adalah kabupaten tempat tinggal saya sekarang.
Awalnya kami ragu masuk ke situ, karena jalan masuknya masih dikelilingi semak di kanan dan kiri. Sampai kemudian, kami menemukan sebuah sekolah SD, baru kami yakin kalau jalur ini biasa dilewati orang dan akhirnya kami pun tiba di tempat pembelian tiket.
Tidak ada tempat khusus untuk beli tiket. Hanya orang yang menjual tiket duduk di bangku-bangku kayu di depan gerbang masuk ke pantai.
Benteng Indra Patra
Begitu masuk ke gerbang, ada kamar mandi di sebelah kanan jalan dan di sebelah kamar mandi juga ada balai yang digunakan sebagai tempat salat para pengunjung pantai. Sebelum ke pantai, kita akan disuguhi pemandangan unik sebuah benteng besar yang berbentuk petak dan terbuat dari bahan-bahan alami. Tanpa semen dan tiang pondasi. Semua dibangun dengan batu alam dan putih telur. Saya jadi membayangkan, betapa banyak batu dan telur ayam yang dibutuhkan kala itu untuk membangun benteng, dilihat dari betapa kokoh dan luasnya benteng tersebut.
Kami pun menyempatkan diri masuk ke benteng melalui tangga di depannya. Di dalamnya ternyata juga ada beberapa bangunan. Konon, katanya bangunan itu terbuat dari tumpukan batu gunung yang disusun dengan teknik sedemikian rupa. Menakjubkan sekali ya, bahkan di zaman dulu sudah mempelajari teknik dalam membuat bangunan.
Ada salah satu bangunan berbentuk kubah di dalam benteng. Kami amat tertarik dan penasaran dengan bangunan itu. Setelah kita mencari tahu, ternyata di dalamnya ada sumur yang digunakan sebagai tempat penyucian dalam ritual umat hindu.
Setelah melihat-lihat pemandangan dari atas bangunan berbentuk kubah dan berjalan-jalan di tepi benteng, kami pun keluar.
Di luar ada lagi benteng yang lain. Konon, kabarnya ada empat benteng di sini. Tapi, karena tsunami dan dimakan usia, benteng tersebut sudah musnah dan tinggal dua benteng lagi. Itu pun bagian bangunannya ada yang rusak.