Lihat ke Halaman Asli

KKP Tingkatkan Investasi Kelautan Dan Perikanan Berkelanjutan

Diperbarui: 13 November 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan minat investasi asing di bidang kelautan dan perikanan Indonesia. Hal ini guna mendukung kebijakan kenaikan tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan serta menjalin kerja sama antar pelaku usaha yang berkelanjutan. Hal itu diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam acara Indonesian Fisheries Investment Forum 2015.

Dia menjelaskan investasi berkelanjutan yang diharapkan diutamakan berasal dari sektor hilir, seperti pembangunan fasilitas pendingin (cold storage), pembangunan unit pengolahan ikan dan industri turunan lainnya untuk meningkatkan perikanan Indonesia, dimana nilai pertumbuhan ekonomi sektor kelautan diperikanan diharapkan dapat mencapai 7 persen, sehingga KKP menargetkan nilai investasi kelautan dan perikanan pada tahun 2016 2019 meningkat hingga Rp 95 triliun.

Namun demikian, Susi menyadari salah satu pilar/strategi utama untuk membangun industri kelautan dan perikanan yang kuat adalah masuknya investasi baru yang memungkinkan industri perikanan untuk dapat terus meningkatkan tingkat produksi yang akhirnya berimplikasi pada menurunnya cost produksi per satuan produk, mengembangkan produk jasa meningkatkan kualitas produk jasa, penetrasi pasar-pasar baru serta pengembangan nilai tambah produk.

"Namun yang perlu diperhatikan, investasi yang masuk tentunya harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam, menjaga ekosistem, keberlangsungan stok ikan dan selaras dengan berbagai kebijakan pemerintah," kata Susi saat membuka Indonesian Fisheries Investment Forum tahun 2015 di Ballroom KKP Gedung Mina Bahari Ill. Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Susi mengungkapkan, investasi yang masuk saat ini di industri kelautan dan perikanan masih terpusat di titik-titik industri nasional antara lain Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Hal ini, kata dia, menunjukkan bahwa investasi lebih dipengaruhi faktor kesiapan dan pendukung, seperti tersedianya pelabuhan dan kawasan industri yang memadai, akses jalan dan permodalan dibandingkan potensi sumberdaya alam itu sendiri.

Kendala dalam berinvestasi pun masih dirasakan, antara lain permasalahan tata ruang, iklim investasi yang belum sepenuhnya ramah pada ketiadaan/minimnya insentif daerah, rendahnya kualitas pelayanan usaha daerah aktor keamanan dan minimnya sarana dan pendukung usaha.

Susi berharap, dengan adanya Indonesian Fisheries Investment tersebut, diharapkan bisa menarik minat calon investor asing untuk mengembangkan investasi di daerah dan pulau-pulau lainnya, terutama investasi yang dapat mengembangkan teknologi di sektor hilir dengan pengembangan sarana dan prasarana dalam rangka untuk pertumbuhan ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja meningkatkan nilai tambah produk perikanan.

Adapun bidang-bidang usaha pengolahan yang ditawarkan dalam forum investasi ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17/PERMEN-KP/2015. Adapun acara Forum investasi perikananan Indonesia ini sendiri, menurut rencana akan dihadiri oleh 10 Kepala Perwakilan/Duta Besar dari Amerika Serikat, Perancis, Portugal, Jerman, Norwegia, Spanyol, Inggris, Denmark, Australia dan Jepang. Selain itu juga dihadiri pelaku pemerintah, perbankan, lembaga keuangan non bank, perguruan tinggi dan para usaha kelautan dan perikanan dari dalam dan luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline