Lihat ke Halaman Asli

Andriani

rindu situasi kembali normal

Surat, Kembang, dan Kereta

Diperbarui: 3 Juni 2020   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semilir angin berhembus
Lembut bergerak di jendela kamarku
Aku terbawa lamunan yang mengulik hatiku

Dalam sebuah kotak pena
Kubuka, kubaca tulisanmu
Ungkapan kasihmu
Kerinduanmu bertemu
BIP .... kau menungguku di sana

Seikat kembang itu
Aku benar-benar malu tesipu
Kau datang dengan seikat kembang
Warna kuning dan putih, warna kesukaanku
Dalam tatapan nanar matamu mengharap balasku

Kereta di stasiun Bandung
Aku gak yakin ayahmu mengijinkanmu
Ibuku membiarkanmu menemuiku
Kita berbicara
Aku pamit, kau pun berucap selamat jalan
Keretaku berjalan
Ku melihatmu berlari seakan tak mau kupergi

Ada dua kata yang tak pernah kuucap
Bukan tak mau
Ayahmu melarang
Ibuku tak memberi restu
Bukan maksud megabaikanmu
Aku hanya tidak ingin ada yang tersakiti
Ku ingin impian cita kita sama-sama terwujud
Kamu di jalanmu, aku di jalanku

Dua kata
Terima kasih untuk semua kasih perhatianmu
Maafkan aku yang tak punya daya membalasmu

Kelak bila kita bertemu
Kita masih bisa menjadi saudara kan?
Aku mendoakan kebahagiaanmu
Seperti halnya aku sebahagia dalam kehidupanku

Sidoarjo, 3 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline