Being a mother is my best adventure, setiap detiknya selalu ada pelajaran dan tantangan baru. Saya merasakan petualangan yang sebenarnya ketika menjadi seorang ibu. Mengandung, melahirkan, merawat hingga melihat proses mereka tumbuh. Berbagai peranpun bisa dilakukan seorang ibu dalam satu waktu, that's a really adventure. Perasaan ingin mengasihi, melindungi dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak.
Tidak hanya menjadi 'sekolah pertama' bagi anak-anak, tapi saya juga menyadari bahwa ada tanggung jawab lain dimana ibu harus menjadi 'nutrition advisor' bagi mereka, memilih dan menyiapkan makanan dan minuman apa saja yang mereka harus konsumsi dan hindari untuk menghindari mereka dari jajanan anak yang sembarangan. Yup makanan dan minuman menurut saya hal penting yang harus saya 'atur'. You are what you eat, apa yang kamu makan saat ini nak akan menentukkan karakter dan kesehatan kamu di masa depan. Itu yang saya katakan ketika si sulung sering bertanya 'kenapa sih bun abang gak boleh makan itu''.
Saya merasakan betul kesulitan dalam menerapkan parenting style yang sama terhadap Arfa dan adiknya. Mungkin karena perhatian dan tenaga yang sudah terbagi ya. Jadi saat baru memiliki Arfa saya sangat concern dalam memilih makanan dan minuman yang akan ia konsumsi. Hingga usianya 2 tahun Arfa masih bisa saya batasi untuk jajan di luar, hampir semua serba homemade.
Disaat anak seusianya sudah mencoba telor goreng aneka bumbu yang digulung-gulung, aneka kriuk rasa micin, atau es warna warni, Arfa harus setia dengan agar homemade jagung susu buatan bunda. Terlebih ketika Arfa juga mengalami asma yang dibawa dari riwayat saya dan suami. Hal itu membuat saya semakin 'picky'. Hingga orang sekitar sering menganggap saya agak 'kaku' dalam memperbolehkan Arfa konsumsi ini itu. 'Anak jangan kebanyakan dipantang loh, nanti malah sakit' menjadi komentar yang paling sering muncul karena ke-picky-an saya. Pokoknya harus ada Bunda's permission sebelum Arfa coba ini itu. Sayangnya godaan dan tantangan semakin besar ketika ia lebih sering bermain di luar bersama teman-temannya, kontrol dan juga perhatian ikut berkurang seiring hadirnya Arsyila, adiknya Arfa. Ready to next adventure with two kids.
Seperti yang kita ketahui, entah terbuat dari bahan apa saja jajanan anak yang ada di luar sana. Dibawa dengan gerobak atau pikulan terbuka tanpa tutup. Jangankan tingkat kebersihannya, komposisi yang terkandung di dalamnya saja masih rahasia. Berapa takar penyedap dan pemanis yang dituangpun hanya dengan perkiraan semata. Ini jadi tantangan besar buat saya untuk mulai memilih dan membatasi jajan Arfa. Saya harus terus belajar mengenali apa yang Arfa suka dan tidak suka, belajar mengarahkannya dan paling penting belajar lebih sabar untuk konsisten. Berikut ini sedikit tips yang mungkin bisa sama-sama kita coba ya moms :
*Konsisten
Selain butuh niat yang kuat untuk berusaha memberikan jajanan yang aman untuk anak, saya berusaha keras agar konsisten menerapkan hal tersebut kepada kedua anak saya. Konsisten untuk terus sadar betapa penting kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak kelak, dimana salah satu faktor penentunya adalah makanan dan minuman yang mereka konsumsi saat ini. Saya juga selalu ingat masa Golden Age mereka yang tidak akan mungkin terulang, periode emas yang terjadi hanya satu kali seumur hidup. Masa dimana perkembangan otak dan berbagai organ penting tubuh sedang tumbuh sangat pesat, masa dimana mereka membutuhkan nutrisi yang tepat hingga usianya 2 tahun. Hal itu juga menjadi motivasi saya untuk berusaha memberikan nutrisi terbaik. Ibu mana yang tidak bahagia melihat anak-anaknya tumbuh sehat dan bahagia.
*Edukasi
Semakin banyak jajanan aneh yang tidak sehat merajalela ditambah penyebaran hoax yang semakin cepat, kadang membuat kita sebagai ibu harus makin aware dan 'melek' informasi. Nah anak-anak yang katanya jaman now ini juga makin cerdas dalam mempertanyakan sesuatu bahkan mereka bisa mencari informasi sendiri di luar sana. As we know, banyak sekali informasi yang gak valid. Jajanan tidak sehat bisa di bilang enak bergizi atau sebaliknya. Disitulah kita belajar mengedukasi diri sendiri dan anak kita. Seperti memvalidasi sebuah berita, membaca dan mencari tau ingredients yang terkandung dalam kemasan, cara membedakan tanggal produksi atau expired date (ini simple tapi sering terlewat loh) dan paling penting belajar mengedukasi anak dengan sederhana. Bagaimana kita menjelaskan jika jajanan itu tidak sehat. Misal penjelasan mengenai wadah makanannya yang terbuka, mengenali kualitas makanan dari bau dan warnanya serta seperti yang sering saya lakukan memberikan informasi efek apa yang akan Arfa alami jika mengkonsumsi jajanan tersebut.
*Bekal yang menarik
Biasanya anak memiliki rasa penasaran dan kegemaran yang tinggi terhadap sesuatu yang berwarna warni atau berbentuk unik. Kita bisa memulai dengan mengetahui kegemaran anak, misalnya dengan mencari tau karakter animasi atau warna kesukaannya. Saya sempat membuatkan Arfa bekal ini, nasi dengan sayur wortel dicampur telur puyuh, ditambah potongan pepaya dan tak lupa cereal coklat kesukaannya.