Lihat ke Halaman Asli

Problem Posing Education

Diperbarui: 1 Mei 2017   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adalah suatu metode berbasis masalah, yang  dapat kita terapkan kepada peserta didik. Dengan cara memberikan masalah, dalam hal ini guru beserta peserta didik bersama-sama memecahkan masalah, mencari jalan keluar, bertanggung jawab dan saling berbagi mengajarkan dan belajar.

Kelebihan dari metode ini peserta didik akan menyadari kekurangannya. Pelaksanaan pendidikan dengan cara berdialog inilah akan membangkitkan kesadaran kritis peserta didik. Mereka akan menyadari ketidak mampuannya, dan menyadari akan perkembangan yang terus menerus maju.

 Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah humanisasi (Desmita, 2000). Melalui proses ini diharapkan bisa menghadirkan peserta didik yang tangguh, mempunyai kesadaran diri, peka dan kritis akan lingkungan sekitar (sosial budaya).  Karena didalam lingkungan, mereka akan belajar melalui interaksi dengan orang lain tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Jelas semua ini membutuhkan suatu  pemikiran yang kritis. Karena sosialisasi merupakan proses yang terus menerus terjadi. Pemahaman dan memahami lingkungan, belajar berinteraksi dengan lingkungan mereka merupakan pengamalan dari learning to live together.

  Jika peserta didik paham dan sadar akan lingkungan sekitar, hal ini merupakan bekal mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan dimasa yang akan datang. Dengan berpikir kritis dapat mengurangi beban mereka, karena peserta didik sudah terbiasa dan trampil memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial.  Tapi sebaliknya, tampa adanya sikap yang kritis, maka mereka akan terjebak dalam suatu kondisi yang akan membuat mereka stress, karena tidak terbiasa untuk memecahkan permasalahanya sendiri.      

Reformasi pendidikan yang sedang diupayakan kini, tidak akan berarti jika sikap kritis diri tidak termuat didalamnya. Tampa landasan sikiap kritis diri, reformasi pendidikan hanya sebatas  retorika. (Baskoro Poedjinoegroho E. 2001)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline