Lihat ke Halaman Asli

Jempol Menari

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serunya adalah ketemu berbagai macam orang dari berbagai cerita yang ia bawakan, sekaligus campur-aduk karakter mereka. Dari berbagai macam daerah asal-nya pula. Selain irit tetapi kesederhanaan dan sedikit diluar zona aman dan nyaman, tak masalah selagi bisa menikmati. Itulah sopir-sopir Truck, Pick Up, Mobil pribadi biasa, dan apalah itu semua kendaraan yang beroda lebih dari dua, yang dengan rela atau terpaksa ditumpangi gratisan oleh sekelompok pemuda-pemudi sok kere atau memang kere beneran. "Numpang pak, kemana aja sampenya..." Dan adalah ngompreng kita menyebutnya, nebeng numpang gratis mengandalkan jempol. Keliling dunia dengan modal jempol bergoyang sebenarnya juga bisa, silahkan dicoba asal tau tipsnya, sejauh saya menggunakan cara ini untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah dari Samarinda ke perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatatan, normalnya perjalanan adalah 8-9 jam waktu tempuh darat. Tetapi dengan ngompreng, bisa seharian plus semalaman baru tiba ditujuan. Tetapi keseruannya sangat mahal, memiliki morfin sendiri. Dengan berbagai alasan ada yang ngajak makan sekalian, membelikan buah atau camilan atau sekalian dianterin. Ini modus. Selain tujuan dari perjalanan ngompreng ini adalah juga buat menuju tempat ditengah alam yang sekaligus kenikmatannya dua kali lipat. Perjalanan benar-benar berasa. Dulunya sih hanya kesenangan waktu pas jadi pelajar atau mahasiswa, karena kendaraan sendiri juga tidak mungkin dan kendaraan umum pun tak ada, bisa karena jauh dan susah akses jalannya. Jadilah ngompreng sebagai alternative terbaik. Dan adalah hal yang wajar, karena ini telah menjadi budaya. Berbagi. Bertualang. Ngirit. Sudah sangat sering kali saya menikmati perjalanan dengan cara ini, tentu saja tidak sendiri dan harus ada teman pria, karena memang wanita adalah makhluk yang rentan diganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline