Lihat ke Halaman Asli

Resensi Novel 'Pulang' - Tere Liye

Diperbarui: 21 Desember 2015   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Judul                           : Pulang

Penulis                         : Tere Liye

Tanggal Terbit             : September 2015

Penerbit                       : Republika Penerbit

Tebal Halaman            : 400 Halaman

Buku berjudul Pulang ini mengisahkan tentang lika–liku kehidupan seorang anak pulau Bukit Barisan bernama Bujang. Anak dari seorang wanita bernama Midah dan pria bernama Samad, mantan tukang pukul keluarga Tong. Bujang memutuskan untuk merantau ikut bersama dengan seorang saudara angkat Ayahnya yang biasa dipanggil Tauke muda, setelah kejadian perburuan Babi Hutan di kampungnya. 

Kedatangan Tauke ke pulau mereka tidaklah semata-mata untuk memburu babi, namun juga untuk membawa Bujang masuk ke dalam keluarga Tong, dimana bisnis keluarga Tong adalah organisasi pasar gelap atau yang biasa disebut Shadow Economy. Sejak Bujang berhasil menyelamatkan Tauke Muda dari serangan babi raksasa ia pun dipanggil dengan Si Babi Hutan. Sebut saja Si Babi Hutan, maka semua orang yang mendengarnya akan gemetar. Si Jagal nomor satu. Jenius. Kuat dan tidak mengenal rasa TAKUT. 

“Kau boleh melupakan mamak, kau boleh melupakan seluruh kampung ini, tapi apapun yang akan kau lakukan disana berjanjilah, Bujang kau tidak akan makan daging babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman haram. Agar besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik putih dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang” ‘- Halaman 24

Bukan dengan tujuan menjadikan tukang pukul Tauke muda membawanya ikut serta, tapi dengan misi yang lain. Misi yang akan membawa keluarga Tong bertransformasi menjadi lebih baik, besar dan tidak tertandingi. Untuk itulah ia membawa Bujang. Meski awalnya agak kesusahan membujuk anak dari Samad dan Midah ini untuk belajar, namun akhirnya Bujang menyerah kepada kemauan keras Tauke muda. Tidak seperti tukang pukul lainnya yang melewati hari dengan pertempuran. Bujang melewati hari dengan belajar dan terus belajar dengan bantuan gurunya yang pertama yaitu Frans. Bujang, seorang anak pulau Bukit Barisan yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. 

Bujang, tidak hanya dilatih kecerdasan otaknya namun juga fisiknya berkembang menjadi lebih kuat dibawah didikan Kopong. Kopong adalah sahabat lama Ayahnya Samad, bagi kopong melatih Bujang sudah seperti melatih anaknya sendiri. Ia mengajarinya cara menjadi tukang pukul yang hebat dan tidak tertandingi. Hingga akhirnya Bujang mengantongi julukan Si Babi Hutan, jagal nomor 1. 

Tidak hanya Kopong, Tauke pun menghadirkan guru Bushi, didatangkan dari jepang khusus untuk melatih Bujang menggunakan pedang layaknya Samurai dan juga Shuriken layaknya seorang ninja. Berbagai tehnik diberikan guru bushi kepadanya, menciptakan Bujang yang semakin hari semakin mengagumkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline