Lain padang lain belalang. Bursa kerja di Asia jika dibandingkan dengan bursa kerja di Amerika tentu saja berbeda. Persamaannya adalah lowongan kerja selalu dimuat di surat kabar, website bursa kerja seperti careerbuilder, hotjob, monster, jobsdb, melalui jasa head hunter, atau melalu bulletin board yang dipasang di toko-toko, supermarket, department store, restaurant, dan lain sebagainya.
Seperti yang saya paparkan di artikel sebelumnya, saya pernah mengalami mengirim lamaran secara membabi buta, setiap ada iklan lowongan kerja di harian Kompas minggu dan Suara Pembaruan, saya langsung kirim. Sudah hampir seribu amplop, perangko, dan kertas saya gunakan untuk mengirim lamaran. Zaman awal tahun 1990an internet belum secanggih sekarang. Website lowongan kerja yang saya cantumkan di alinea pertama belum ada.Head hunter pun belum banyak, yang terkenal pada saat itu head hunter kepunyaan Eileen Rachman (kalau tidak salah), Head hunter di Kemang, dan KPMG.
Dari ratusan lamaran yang saya kirim, hanya lima puluh perusahaan yang memanggil saya untuk interview, dan tenggang waktunya pun tidak sebentar, saya ingat kira-kira dari tahun 1994 hingga 1997. Dan dari 50 perusahaan itu hanya 15 perusahaan yang menerima saya, dan hanya 5 yang saya terima. Selebihnya terpaksa saya tolak karena gaji dan jarak tempuh sangat jauh. Suatu perjuangan yang sangat membutuhkan kesabaran yang tinggi.
Saya pindah ke Amerika tahun 1998 melalui jasa head hunter, nanti saya ceritakan di artikel berikutnya. Semenjak menetap di Amerika, saya hanya mengirim lamaran dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sewaktu di Indonesia. Dalam kurun tahun 1999 - 2011, saya hanya mengirim tidak lebih dari 100 buah lamaran kerja, penyebabnya adalah: saya tidak lagi mencari perkerjaan, tetapi pekerjaan lah yang mencari saya. Bagaimana bisa ? Nanti, saya akan terangkan juga di artikel berikutnya.
Kesuksesan saya mendapat panggilan interview, tidak lain adalah karena resume yang saya kirim lain daripada resume yang biasa pelamar kirim. Saya lihat CV/Resume di Indonesia kebanyakan mencantumkan hal-hal yang tidak perlu seperti: status pernikahan, tinggi, berat badan, tanggal lahir, suku, agama, bahkan potret diri.
Kedua, pelamar sering tidak memperhatikan tata bahasa, jika dipakai bahasa inggris, cenderung hanya copy paste contoh cover letter dan resume yang ada di internet atau di buku-buku panduan. Ketiga, tatanan huruf di kertas lamaran sering di tulis dengan tangan, pun kalau diketik tidak mengindahkan tata penulisan seperti spasi, margin, dan bentuk dan ukuran huruf.
Penyeleksi lamaran tidak punya banyak waktu menyeleksi lamaran yang berjumlah ribuan. Apalagi jika lamaran itu dikirim lewat internet, untuk proses pengiriman lewat internet harus memperhatikan subject dan juga tata bahasa dan tata penulisan. Setiap lamaran yang dikirim melalui internet harus disertai dengan cover letter (surat pengantar), resume sebaiknya dijadikan attachment. Jangan sekali-kali menulsi resume di body letter. Subject pun harus jelas seperti misalnya; Application for Purchasing Manager (job reg. No. 12345). Jangan menulis subject seperti: Lamaran tenaga Manager.
Penulisan resume juga harus mencantumkan hal-hal yang penting saja seperti pengalaman kerja yang mencakup (job description, tahun awal bekerja hingga akhir bekerja), Nama perusahaan, jenis perusahaan. Sebagai contoh:
PT Alam Jaya, Jakarta, Indonesia - 2000 - 2005
Manufacture and Engineering Division
Duties and Responsibilities: