Terduduk gadis berparas elok di atas kursi seumurannya.
Menatap tajam kertas lusuh yang digenggamnya penuh makna.
Menelaah tiap ejaan-ejaan kata yang tertulis.
Mencoba memahami rangkaian bahasa terukir oleh tinta.
Walaupun…terkadang coretan kecil merusak kerapiannya.
Bibir tipis berbisik hampir tak bergerak.
Gerakan mata perlahan semakin menegaskan.
Gadis tak ingin tertinggal oleh untaian kata-kata manis, yang mungkin juga sadis, bahkan hingga membuatnya menangis.
Apa ia tak sadar? gemuruh segerombolan angin menggelitik.
Apa ia tak malu? jarum jam menertawakannya terpingkal-pingkal.
Apa ia juga tak risih? sepasang burung di lukisan mencacinya dalam diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H