Lihat ke Halaman Asli

Maya, GTT Bahasa Inggris

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekedar berbagi cerita
Maya adalah seorang GTT Bahasa Inggris yang mengajar di sebuah SD Negeri di pinggiran Mojokerto. Maya mengabdi sebagai GTT mulai pertengahan tahun 2005 hingga saat ini. Lumayan lama kan? Dan menurut saya dia cukup hebat bertahan dengan gaji yang besarnya hanya Rp 250.000,00 per bulan. Padahal kebutuhannya tak bisa dibilang sedikit.

Sebagai ibu dari dua orang anak, sedangkan suaminya seorang karyawan swasta membuat Maya juga harus ikut banting tulang demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Maka Maya pun rela mengorbankan waktu istirahatnya dengan menjagi guru les privat. Dengan sepeda motor, hampir setiap hari dia berkeliling untuk memberikan pelajaran tambahan Bahasa Inggris bagi siapa-siapa yang membutuhkan jasanya. Jangan tanya berapa penghasilannya. Ini kampung pak/bu, jadi honor les privat paling banter hanya Rp 150.000,00 perbulan. Tapi alhamdulillah, dengan cara ini, Maya bisa membantu keuangan keluarganya bahkan sedikit demi sedikit menabung untuk rumah impian mereka. Mengingat sampai saat ini, keluarga Maya masih tinggal di PMI (Pondok Mertua Indah).

Keputusan Menteri Pendidikan M. Nuh, sontak menghancurkan semuanya... dengan penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris, otomatis hilang sudah mata pencaharian Maya. Apakah masih ada orang tua yang memakai jasanya untuk membimbing putra-putri mereka jika Bahasa Inggris di sekolah hanya sekedar materi ekskul semata? Impiannya untuk menjadi guru PNS melalui jalur data base pun terancam musnah. Padahal nama Maya telah tercantum dalam nominasi data base pemberkasan 2010 yang lalu dan dia masih sabar menanti janji Bupati untuk mengangkatnya menjadi PNS hingga saat ini. Tapi dengan adanya penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris ini bagaimana nasib Maya selanjtnya? Bagaimana dengan Maya lain di luar sana yang sudah mengabdi selama bertahun – tahun dengan gaji yang sangat minim? Kenapa pemerintah tidak memikirkan nasib mereka sebelum membuat keputusan ini?

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline