Dalam masa perkembangan peradaban Islam, Islam berhasil menaklukkan wilayah-wilayah baru dan memegang kekuasaan pada wilayah tersebut. Saat kekhalifahan Islam berada di suatu wilayah tertentu, sang khalifah tidak menuntut penduduk setempat untuk mengikuti ajaran agama Islam, melaikan membebaskan mereka untuk beribadah sesuai keyakinan mereka masing-masing.
Meskipun demikian, sang khalifah mendapat kebebasan untuk mengalihfungsikan rumah ibadah melalui persetujuan tokoh agama setempat. Di Spanyol terdapat sebuah gereja yang pada masa kekhalifahan Islam diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan tersebut adalah Mosque-Cathedral of Cordoba atau Mezquita de Crdoba dalam bahasa Spanyol.
Masjid Cordoba menyimpan sejarah penting akan perkembangan agama di negeri Spanyol. Sejarahwan percaya bahwa bangunan ini dahulunya adalah kuil yang dibangun oleh bangsa Romawi untuk menyembah dewa Janus. Lalu kuil ini diubah menjadi sebuah gereja oleh pasukan Visigoth saat mereka berhasil menginvasi Cordoba pada tahun 572. Saat Islam masuk ke wilayah ini, oleh Khalifah Abdurrahman I dari Dinasti Umayyah gereja ini dialihfungsikan menjadi sebuah masjid.
Konstruksi awal masjid ini terus menerus mengalami renovasi oleh para penerus Abdurrahman I. Penerus selanjutnya, yaitu Abdurrahman II menambahkan menara pada masjid ini. Lalu pada pemerintahan Al-Hakam II masjid terus diperbesar dan dibangun mihrab.
Mihrab dalam masjid ini dihiasi oleh ukiran-ukiran kaligrafi dan mozaik lapis emas yang membuatnya menjadi salah satu mihrab yang paling indah. Konon katanya, mihrab tersebut dibuat selama tujuh tahun dan juga dikerjakan oleh tujuh pekerja professional.
Selain mihrab, desain arsiteksur pada masjid ini juga sangat mengagumkan. Nuansa Islam tergambar jelas dengan pilar-pilar megah dan struktur marmer mewah yang akan mengingatkan Bapak/Ibu dengan desain arsitektur Masjid Nabawi di Madinah. Perjalanan wisata ke Spanyol ini akan mengajak Bapak/Ibu mengelilingi Masjid Cordoba untuk melihat langsung kemegahan bangunan yang menjadi saksi atas majunya peradaban Islam di Spanyol.
Bapak/Ibu juga akan dibawa untuk melihat menara masjid yang menjulang tinggi dan megah yang dibangun oleh Abdurrahman II. Keindahan menara tersebut masih tetap lestari, namun saat ini menara tersebut telah berubah fungsi menjadi tempat lonceng kebaktian gereja.
Keunikan lainnya yang terdapat pada masjid ini adalah bagaimana masyarakat Spanyol hidup berdampingan dan saling menghargai perbedaan. Keunikan ini terletak pada penggunan bangunan yang difungsikan sebagai gereja, namun tetap mengumandangkan azan disetiap waktu salat berlangsung sebagai bentuk penghormatan atas fungsi bangunan yang dahulunya adalah sebuah masjid. Ketika azan berkumandang, segala aktifitas di gereja akan dihentikan sementara untuk menghormati panggilan beribadah umat muslim tersebut.