Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Teman Mengenai Buku Diary of Canva

Diperbarui: 23 November 2024   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Ulasan Buku Diary of Canva

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu buku yang direkomendasikan oleh teman saya. Buku tersebut berjudul Diary of Canva. Menurut teman saya, buku ini adalah bagian dari seri buku Areksa yang menceritakan tentang sekelompok anggota geng motor bernama Diamond Gang. Geng ini terdiri atas enam orang dengan latar belakang, keahlian, ciri khas, dan sifat yang beragam. Keenam anggota tersebut adalah Samuel, Areksa, Canva, Farzan, Marvel, dan Marvin.

Namun, dalam buku Diary of Canva, cerita lebih berfokus pada salah satu anggota Diamond Gang, yaitu Canva. Buku ini mengupas latar belakang Canva dan kisah-kisah yang ditulis dalam buku hariannya. Buku ini ditulis oleh Ita Kurniawan, yang lebih dikenal dengan nama pena Martabakkolor.

Alur Cerita

Canva diceritakan sebagai anak dari keluarga yang berkecukupan, tetapi ia memiliki kedua orang tua yang sangat sibuk dengan urusan yang tidak diketahui oleh Canva sendiri. Hal ini membuat Canva hampir tidak pernah bertemu dengan mereka. Bahkan, saat ia masih berusia lima tahun, orang tuanya meninggalkannya untuk pergi ke luar negeri—dimulai dengan kepergian ayahnya, yang kemudian disusul oleh ibunya. Canva sering mencoba menghubungi mereka dan meminta mereka kembali, tetapi kedua orang tuanya hanya bisa memberikan janji tanpa kepastian. Bahkan pada momen penting seperti kelulusan sekolah, orang tuanya kembali hanya memberikan janji untuk hadir, tetapi nyatanya mereka tidak datang.

Canva juga digambarkan sebagai seseorang yang menderita gagal ginjal, sehingga ia harus rutin melakukan cuci darah. Teman-teman gengnya tidak ada yang mengetahui penyakit ini, kecuali Samuel. Awalnya, Samuel juga tidak mengetahui kondisi Canva, tetapi setelah mengetahui bahwa sahabatnya memiliki penyakit serius yang berisiko tinggi, Samuel menjadi sosok yang selalu mendukung dan mengingatkan Canva untuk menjaga kesehatannya.

Pernah suatu ketika, Samuel mengantar Canva untuk melakukan cuci darah. Saat berpamitan kepada teman-temannya, mereka berkata, “Duluan ya, guys, mau nyuci.” Teman-temannya mengira mereka hendak mencuci pakaian atau motor, tetapi sebenarnya mereka pergi untuk mencuci darah.

Canva memiliki sifat yang suka memaksakan diri dan tidak ingin merepotkan orang lain, meskipun ia memiliki penyakit serius. Sikapnya ini sering membuat Samuel kesal karena Canva kerap mengabaikan kesehatannya. Canva tetap melakukan aktivitas berat dan berusaha membantu orang lain, meskipun kondisinya tidak memungkinkan. Pernah suatu hari, Canva memaksakan diri mengendarai motor. Sesampainya di apartemen, ia pingsan, yang membuat Samuel sangat panik dengan kondisi kesehatannya.

Hubungan Canva dan Aily

Dalam cerita ini, Canva juga diceritakan memiliki hubungan dekat dengan seorang wanita tuna netra bernama Aily. Canva hampir jatuh hati pada Aily karena di balik kekurangan fisiknya, Canva menganggap Aily adalah wanita paling sempurna yang pernah ia temui.

Sebelum mengenal Aily, Canva pernah bermimpi bertemu dengan seorang wanita cantik di halte bus. Canva bahkan meminta Samuel untuk mencarikan wanita tersebut, meskipun Samuel tidak tahu rupa wanita yang dimaksud. Hingga akhirnya, suatu hari sepulang sekolah, Canva tidak sengaja bertemu dengan Aily. Canva tertegun melihat kecantikan Aily, tetapi ia belum menyadari bahwa Aily adalah seorang tuna netra. Canva baru mengetahuinya setelah melihat tongkat yang biasa digunakan oleh penyandang disabilitas netra di samping Aily.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline