Lihat ke Halaman Asli

Sampah Sedotan Plastik Semakin Banyak, Ajarkan Anak untuk Mengurangi Penggunaan Sedotan Plastik

Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Materi bahaya penggunaan sedotan plastik. Dokpri 

Karanganyar Gunung, Semarang (10/08/2022), Selain berbahaya bagi lingkungan, sedotan juga beresiko bagi kesehatan hewan dan manusia. Sampah plastik termasuk sedotan yang telah dipakai hanya akan digunakan selama 25 menit pertama. 

Sampah tersebut kemudian akan terombang ambing dan mengotori lingkungan, dan berujung di laut. Data terakhir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional atau SIPSN, komposisi sampah plastik di Kota Semarang pada tahun 2021 ada di peringkat ke-2 setelah sampah sisa makanan sebesar 17,2%. Limbah sampah plastik akan terus bertambah salama masih ada manusia.

Program ini dilaksanakan oleh Rhima Rismiyati Rachman sebagai mahasiswi Ilmu kelautan KKN Tim II Undip Periode 2022 yang melaksanakan program Pemberdayaan Anak Sekolah dalam Menanggulangi Bahaya Sampah Sedotan Plastik. 

Upaya yang dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk membiasakan tidak menggunakan sedotan saat jajan.

Gambar 2. Sosialisasi dengan anak sekolah dasar. Dokpri 

Selain mengajak warga untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Pembagian Sedotan reusable kepada anak-anak SD N Karanganyar Gunung 01 dimaksudkan agar anak-anak selalu ingat untuk membawa sedotan tersebut setiap berkegiatan di luar serta dapat digunakan di rumah. 

Program ini diharapkan dapat mengingatkan anak-anak akan bahaya dari penumpukan sampah plastik atau kemasan sekali pakai dan anak-anak turut berpatisipasi dalam menjaga ekosistem darat dan lautan.

penulis : Rhima R R

DPL        : Farid Agushybana SKM, DEA, Ph.D.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline