Brebes (28/07/23) - Isu mengenai iklim global telah menjadi fokus utama diskusi di berbagai kalangan di masyarakat. Antusiasme berbagai lapisan dan tingkatan masyarakat dalam menyoroti tren ini untuk beberapa tahun terakhir terbentuk sebagai bagian daripada meningkatnya keprihatinan publik di dunia tentang dampak nyata perubahan iklim yang terjadi di lingkungan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya yang ada di Bumi. Intensitas kejadian cuaca ekstrem seperti kekeringan, banjir, badai, dan bencana alam lainnya mengalami peningkatan secara signifikan akibat perubahan iklim global. Kondisi cuaca dan iklim alami di berbagai belahan dunia yang mengalami perubahan secara ekstrem menyebabkan berbagai dampak serius pada lingkungan alami dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Salah satu indikator penting dalam konteks perubahan iklim global adalah perubahan suhu permukaan laut. Suhu permukaan laut memegang peran yang sangat penting bagi ekosistem Bumi sehingga perubahan yang terjadi atasnya akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi ekosistem, cuaca, dan lingkungan secara keseluruhan. Pembahasan mengenai suhu permukaan laut ini akan membawa kita kepada dua fenomena alam yang bernama El Nino dan La Nina.
El Nino dan La Nina adalah jenis fenomena iklim alami yang terjadi akibat perubahan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik, khususnya kawasan Pasifik Tengah dan Timur. Samudera Pasifik, yang merupakan samudera terbesar di Bumi, memiliki luas sekitar 165 juta kilometer persegi (mencakup lebih dari sepertiga luas permukaan Bumi). Sebagai samudera yang terbesar di antara samudera-samudera lainnya di Bumi, Samudera Pasifik memegang peran penting dalam regulasi iklim global dan perubahan suhu permukaan laut. Hal ini sekaligus mendukung alasan mengapa Samudera Pasifik berperan sebagai penunjang kehidupan laut dan ekosistem di seluruh dunia.
Samudera Pasifik adalah tempat utama terjadinya perkembangan fenomena iklim El Nino dan La Nina, yang awalnya dipicu oleh adanya perubahan suhu permukaan laut di kawasan Pasifik Tengah dan Timur. Perubahan ini selanjutnya akan membawa pengaruh kepada pola angin dan arus laut yang terjadi di wilayah setempat, yang memicu timbulnya kedua fenomena iklim ini. Pertama, El Nino, hal ini ditandai dengan terjadinya akumulasi air bersuhu lebih hangat di bagian barat Samudera Pasifik yang kemudian bergerak ke arah timur dikarenakan lemahnya tiupan angin pasat. Fase El Nino menyebakan pengurangan secara drastis curah hujan di Indonesia, hal ini menyebabkan kekeringan yang parah hingga mengganggu aktivitas masyarakat seperti mengganggu persediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan gagal panen, serta kebakaran hutan dan lahan. Kedua, La Nina, hal ini ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di kawasan Pasifik Tengah dan Timur (suhu lebih dingin dari biasanya). Ditambah dengan kondisi angin pasat yang kuat, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan secara drastis di Indonesia. Hujan lebat yang turun secara terus menerus telah mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti banjir, badai angin, dan tanah longsor, sebagai beberapa contoh konsekuensi serius yang harus ditanggung oleh Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang posisinya sangat strategis di kawasan Pasifik.
Berbagai ancaman buruk selama terjadinya fase El Nino dan La Nina yang semakin diperparah oleh perubahan iklim, maka perlu dipersiapkan berbagai langkah-langkah adaptasi yang dapat diambil dalam mengurangi berbagai kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pelaksanaan program kegiatan pembelajaran dengan metode aktif dan partisipatif, yang mana akan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar (siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran) terkait topik El Nino dan La Nina dan ketangguhan dalam menghadapi perubahan iklim, yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2022/2023 di SDN 02 Tembelang, Desa Tembelang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki wawasan yang tinggi dan juga kesadaran yang baik terhadap lingkungan. Harapannya, selain mampu menjadi generasi penerus yang tangguh dalam menghadapi perubahan iklim, juga mampu menciptakan masa depan yang lebih aman untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan.
Penulis : Rhieni Rahma Aulia -- Oseanografi 2019
Dosen Pembimbing KKN : Mas'ut, S.Ag., M.si.
Lokasi KKN : SDN 02 Tembelang, Desa Tembelang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes