Petang itu tepat menunjukkan pukul 5 sore,itu artinya tyas harus menutup toko dimana dia bekerja.Tyas tidak bisa melanjutkan sekolahnya dikarenakan tyas harus membantu kedua adiknya dan juga ibunya. Bapaknya telah lama pergi meninggalkan mereka,sehingga tyas lah yang harus menggantikan posisi bapaknya menjadi tulang punggung di keluarganya.
Dia tidak pernah mengeluh sama sekali,kebahagiaan selalu terpancar dari raut wajahnya.Walaupun dia harus memikul beban yang sangat berat tetapi tyas selalu mensyukuri pemberian alloh swt.
Adiknya bernama sari dan juga ijul.Mereka berdua tetap melanjutkan sekolahnya karena tyas ingin kedua adiknya itu mencapai cita-cita setinggi langit,walaupun terkadang ijul ingin sekali membantu kakaknya bekerja tetapi tyas tidak mengijinkannya.Ibunya berjualan sayuran di pasar,setiap hari bu asri menjajakan sayuran milik tetangganya itu.
"Buu....tyas pamit kerja ya!"sembari mencium tangan ibunya tyas bergegas pergi.
"Iya nak...hati-hati!"sahut ibunya.
Ketika tyas disuruh oleh majikannya mengantarkan pesanan makanan,ternyata orang yang memesannya itu adalah teman sekolahnya dulu,dia bernama tedy. Tedy anak yang baik dan selalu membantu tyas ketika selalu ada masalah
.Tedy sekarang sudah menjadi pengusaha kaya raya,tetapi harta tidak merubah sifat tedy menjadi sombong.Tedy tetap seperti yang dulu yang baik,ramah dan juga bersahaja.
"Eehh kamu ted!"sapa tyas sembari tersenyum kepada tedy.
"Heeyy...rupanya kamu tyas!"sembari tersenyum senang dan menjabat tangan tyas.
"Waaahh....waahhh....rupanya sahabatku ini sudah menjadi pengusaha yang sukses toh!"canda tyas.
"Aahhh kamu tyas bisa saja,yaa ginilah sekarang aku yas merintis usaha kecil-kecilan!"jawab tedy.