Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati mencakup keragaman ekosistem (habitat), jenis (spesies) dan genetik (varietas/ras). Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity, CBD) mendefinisikan bahwa keanekaragaman hayati sebgai variasi yang terdapat diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya ekosistem daratan, lautan, dan ekosistem perairan lain, serta kompleks ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya (Dahuri, 2003).
PT TIMAH Tbk Unit Metalurgi (Unmet) Muntok merupakan perusahaan peleburan dan pemurnian bijih TIMAH di Indonesia yang wilayah operasionalnya berada di darat dan laut. Lokasi PT TIMAH Tbk Unit Metalurgi Muntok berada di Desa Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Berdasarkan luasan area perusahaan, PT TIMAH Tbk Unmet Muntok menyiapkan sekitar 42,65 Ha yang diperuntukkan sebagai area konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu area konservasi PT TIMAH Tbk Unmet Muntok adalah Hutan Kota. Luasan area konservasi Hutan Kota seluas 5,65 Ha. Area konservasi keanekaragaman hayati ini akan di kembangkan secara bertahap. Secara spasial, ruang lingkup Hutan Kota berada di area operasional PT TIMAH Tbk Unit Metalurgi Muntok dengan titik koordinat 204'18.0"S 10510'57.0"E.
PT TIMAH Tbk Unit Metalurgi Muntok rutin melakukan pengamatan terhadap eksistensi flora dan fauna di area Hutan Kota. Adapun pemantauan yang dilakukan di Hutan Kota berupa:
- Melakukan pendataan Pohon dan Burung pada area sekitar Hutan Kota
- Pemeliharaan Pohon dan Burung
- Monitoring dan Evaluasi
Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengambilan data:
- Metode Pengamatan: Kegiatan pengamatan burung dan tumbuhan dilakukan dengan menggunakan metode transek garis (line transect), yaitu metode jalur memanjang yang dibuat di setiap tipe tutupan lahan yang berbeda. Panjang transek yang menjadi unit contoh pengamatan adalah sepanjang 500 meter. Pengamatan dilakukan dengan berjalan perlahan di sepanjang jalur serta melakukan identifikasi burung. Data kekayaan jenis burung dan tumbuhan dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengambilan data, seperti Variable Circular Plot (VCP, burung), dan plot vegetasi (tumbuhan) di sepanjang transek garis. Data yang dicatat adalah burung yang terletak di depan posisi pengamat. Pengamatan burung dilakukan pada saat cuaca cerah untuk memperbesar perjumpaan. Pemantauan Burung dan Tumbuhan dilakukan di 3 titik stasiun. Titik stasiun pengambilan data ditentukan dengan mempertimbangkan lokasi keberadaan tumbuhan, burung dan pengunaan lahan (taman, perairan, dan padang terbuka).
- Jenis Data dan Peralatan: Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan gambar citra satelit. Data parameter yang dikumpulkan di lapangan meliputi, (1) faktor lingkungan, berupa titik koordinat, (2) data diameter pohon setinggi dada/ Diameter breast height (DBH) tegakan pohon dan tiang, dan (3) jumlah pertemuan dengan burung.
- Teknik Pengumpulan Data: Pengumpulan data tumbuhan dilakukan dengan menggunakan metode line transek dengan panjang jalur tiap lokasi maksimal 300 m. Metode analisis vegetasi ini dilakukan pada suatu plot berpetak dengan ukuran yang berbeda tergantung dengan tingkat pertumbuhan, misal: pancang, tiang, pohon, dll. Petak berukuran 20x20 m2 digunakan untuk tingkat pohon/liana/epifit/bambu, petak berukuran 10x10 m2 digunakan untuk tingkat tiang. Bentuk unit plot berpetak untuk pengambilan data vegetasi disajikan pada Gambar di bawah ini. Parameter yang diambil untuk tingkat pertumbuhan pohon dan tiang meliputi, jenis, jumlah individu, diameter setinggi dada (130 cm), tinggi total (TT), dan tinggi bebas cabang (TBC)
Berdasarkan hasil sensus flora dan fauna di areal PT Timah Tbk Unit Metalurgi Muntok, diperoleh data sebagai berikut:
Keberadaan hutan kota memberikan manfaat untuk kestabilan ekologi di area tersebut. Manfaat yang diberikan diantaranya dapat menekan pencemaran air, udara, hingga tanah, selain itu tumbuhan di dalamnya berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Manfaat yang didapat bagi satwa liar, Hutan Kota menjadi tempat tinggal dan menopang keberlangsungan hidupnya.